Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Yunus

Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Berpucuk Malam, Bermandikan Cahaya Pagi

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tetes demi tetes air belum usai turun sampai ke tanah. Hujan lebat yang mendatangkan berkah turun secara perlahan semenjak pagi sampai siang hari. Begitu indah alam memberikan kebaikan untuk setiap tumbuhan yang terus menyatakan diri sebagai bagian dari ekosistem kehidupan.

Memasuki pertanian cabe organic bagian dari agro pure organic part di nagari kamang mudiak dan juga padi organic di jorong balaitinggi beserta dengan pengurus Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI HMI) cabang padang menghadirkan sebuah pesan yang menghentak ke dalam sanubari.

Memang belajar kepada alam telah menjadi filosofis urang ranah minang. Setiap gerak dan pertanda alam menjadi bahan renungan dan pemikiran untuk mengukur diri dan menguatkan asa untuk terus berjuang menjadi manusia seutuhnya.

Tumbuhan yang menapak ke dalam bumi lewat akar akar yang menghunjam mendalam. Mengajarkan bagaimana terus menguatkan prinsip hidup untuk belajar di kegelapan malam. Berbuat dalam hidup untuk tidak dikenal dan sering terlupakan. Ikhlas itulah pandanan kata indah menghimpun banyak cerita dan kisah mereka yang berjuang tanpa pernah diperkenalkan, dipertuliskan dan juga diperpublikasikan lewat media-media cetak maupun online yang bergentayangan di jari jemari anak cucu adam.

Sedangkan untuk pucuk-pucuk selalu lahir membelah langit yang tergumpal angin. Belaian demi belaian menjadi irama penguat pucuk muda. Tidak seperti belaian para politisi tua yang sibuk memberikan badai penghancur pucuk muda. Apakah ini sebuah pertanda?

Batang yang kokoh dengan ranting yang terus bertumbuh di setiap sudut waktu. Tidak pernah meronta dan meminta untuk dikasihani. Namun ia menjabat peluk mentari pagi. Apakah malam ia berhenti? Tidak. Kala malam ia terus berlari membuka tabir demi tabir lapisan udara. Di gelap malam berteman bintang yang selalu memberi semangat dengan kedipan romantis ia memberi semangat.

Karena esok pagi setiap pucuk tanaman organic dan non organic selalu bermandikan pelukan hangat cahaya mentari pagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline