Lihat ke Halaman Asli

samuel purba

PNS, pemerhati sosial

Bekerja Demi Uang, Passion, atau Meaning?

Diperbarui: 12 Agustus 2019   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.alcrecruiting.com

Seberapa besar pengaruh passion untuk menghantarkan kita kepada suatu keberhasilan?  Mungkin sebagian besar orang akan mengatakan bahwa faktor passion tentunya menentukan keberhasilan seseorang. Hal itu sepertinya sudah menjadi sesuautu yang sering kita dengar, baca, bahkan kita yakini.

Saya pun orang yang berpandangan demikian. Hingga di tahun 2016 lalu saya membaca sebuah buku berjudul Don't Follow Your Passion karya Cal Newport. Setelah selesai membacanya, jujur buku tersebut berhasil mengusik dan memaksa saya mendefinisikan kembali arti passion yang selama ini saya pikirkan.  

Beberapa pandangan tentang passion dari buku tersebut menjadi refleksi pribadi saya. Pertama, passion ternyata bisa menjadi sebuah jebakan. 

Sama seperti banyak orang, saya sering kali mendengar konsep atau ajaran bahwa kita harus menemukan apa yang menjadi passion dalam hidup. Artinya kita harus mengerjakan apa yang benar-benar kita cintai. Itulah yang akan membuat hidup kita bahagia.

Namun faktanya mengetahui apa yang benar-benar menjadi passion kita bukanlah hal yang mudah. Mungkin kita punya hobby atau kesenangan dalam hal atau bidang tertentu. Tapi apakah hal tersebut serta merta menjadi passion kita?

Kedua, mendapatkan pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan passion kita bukanlah hal yang mudah. Sekalipun kita sudah mendapatkannya, ada begitu banyak variabel, baik berupa faktor internal (berasal dari dalam diri kita sendiri) dan faktor eksternal  (suasana tempat kerja dan lain-lain), yang belakangan membuat gambaran awal akan passion tersebut memudar, bahkan hilang.

Selain mengalami sendiri, saya juga sering mendapat curhat dari beberapa teman, yang mana setelah bekerja cukup lama di tempat bekerjanya, tiba-tiba pengen resign dengan alasan tidak sesuai lagi dengan passion

Kesimpulannya, passion memang kerap menjadi bayang-bayang semu, dimana kita sering belum benar-benar memahaminya, dan dapat segera buyar akibat banyak faktor. 

Dalam hal ini saya setuju dengan Cal bahwa jangan terkecoh dengan mengikuti passion dalam mencari dan menggeluti sebuah pekerjaan.

Lebih jauh Cal dalam bukunya tersebut  bahwa alih-alih berusaha mengejar passion, yang terpenting adalah bagaimana kita menjadi expert dalam bidang pekerjaan yang saat ini kita geluti. Cal menyebutnya dengan istilah Pola Pikir Pengerja, yakni berfokus untuk menghasilkan produk terbaik atas pekerjaan tersebut.  

Pertanyaannya, bagaimana kita bisa menghasilkan produk terbaik jika kita tidak memiliki passion disana? Dalam hal ini Cal mengatakan bahwa kita harus memaksakan diri, melepaskan batas-batas pikiran yang kita buat sendiri, dan berani keluar dari zona nyaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline