Lihat ke Halaman Asli

Salma Faiqah Anggraeni

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030071

Pesan untuk Si Anak Pertama

Diperbarui: 25 Juni 2021   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: istockphoto.com)

Halo kamu, Si Anak Pertama! Masih merasa cukup kuat dengan apa yang kamu pikul sekarang? Mestinya kamu sudah banyak mengeluarkan blood, sweat, and tears-mu untuk kamu dan orang yang kamu sayang. Tapi sebelum kamu melanjutkan perjuanganmu, simak tulisan di bawah ini yuk, tulisan ini diketik khusus untuk kamu, si anak pertama yang selalu merasa kuat dan hebat.

Mayoritas anak pertama merasa terbebani dengan tuntutan orang tua yang dibilang cukup banyak. Misalnya, "Kak, tolong jagain adik ya", "Kak tolong bantuin Ayah mbenerin motor nanti sore", "Kak, bantuin Ibu dooongg masak sayur sama ikan balado", "Kak, Ayah sama Ibu baru ada masalah nih", "Kak ini" "Kak itu", dan banyak contoh lainnya. Tuntutan-tuntutan tersebut memaksa dirimu untuk selalu kuat dan harus bisa diandalkan.

Kerasa nggak? Semakin lama tuntutan-tuntutan tersebut membuatmu semakin pusing dan lelah.

Ada banyak permasalahan umum yang biasa dihadapi anak pertama. Coba simak di bawah ini, apakah permasalahan tersebut relate dengan kini yang kamu rasakan atau tidak.

Anak pertama selalu diberi tanggung jawab dan ekspektasi tinggi oleh orang tua. Sebagian besar anak pertama diberi tanggung jawab lebih oleh orang tua untuk membantu tugas orang tua. Misalnya menjaga adik, membantu adik belajar, mengurusi pekerjaan rumah, dan dijadikan "tempat terpercaya" orang tua untuk bercerita mengenai masalah pribadi orang tua.

Biasanya orang tua menganggap anak pertama adalah anak paling tua dan mampu menanggung beban dibanding adik-adiknya. Tidak sedikit orang tua yang memberikan tanggung jawab ekstra sejak masih usia dini.

Anak pertama biasanya juga dituntut untuk menjadi sempurna. Harus memiliki sikap paling baik serta berprestasi karena akan dijadikan contoh untuk adik-adiknya.

Pressure ini membuat anak pertama menjadi memiliki beberapa sifat, antara lain:

1. Sifat perfeksionis

Anak pertama diberikan banyak tanggung jawab untuk memiliki prestasi yang lebih tinggi daripada orang tua. Hal ini dapat memunculkan sifat perfeksionis, karena tingginya tuntutan dan banyaknya tanggung jawab yang mendorong anak pertama untuk selalu berusaha untuk hal-hal tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline