Lihat ke Halaman Asli

Anak-anak dan Sila Ketiga

Diperbarui: 29 Oktober 2021   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Persatuan Indonesia, bunyi sila ketiga ini pastilah selalu kita dengar ketika pancasila di kumandangkan di setiap upacara, pasti kita baca dibawah "kemanusiaan yang adil dan beradab". 

Kita semua tau poin ketiga pancasila ini ada dan harus ada karena indonesia memiliki banyak keberagaman.

Berasal tidak dari satu pulau, tidak satu ras, berbicara tidak dengan satu bahasa, tidak memiliki satu ciri khas bentuk bangunan rumah, tidak sama dalam hal berpakaian, tidak satu agama apalagi keyakinan. 

Hebatnya negeri ini, 76 tahun sudah saling berusaha untuk selalu mempertahankan persatuan demi berlanjutnya usia indonesia. 

Meskipun dalam perjalanannya menuju 76 tahun yang diselingi beberapa peristiwa yang dapat menghancurkan rasa persatuan ini. dari peristiwa G30SPKI, peristiwa memisahkan dirinya Timor Leste, peristiwa akan berdirinya negara islam di indonesia atau yang kita tau adalah DI/TII dan juga peristiwa peristiwa lainnya.

Sebenarnya sangat mudah cara kita dalam memiliki rasa persatuan. Menurut saya cukup dengan melihat  anak-anak bermain. mereka bermain, penuh tawa, penuh keseruan, tanpa memikirkan siapa temannya, dari mana asal temannya, dimana rumahnya, apa agama temannya, putihkah kulitnya, cantikkah temannya itu.  

Mereka bermain dengan saling berbagi cerita bangun tidur, mereka saling menceritakan apa sarapan mereka. Cukup dengan itu mereka sudah memiliki rasa persatuan yang besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline