Lihat ke Halaman Asli

Ibrahim, Supir Bus yang Juga Imam Masjid

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13420408081476325648



Ibrahim Ismail Ahmad Fallah, pemuda kelahiran Mekah tahun 1983, keturunan Nigeria ini sehari-hari berprofesi sebagai supir bus antar jemput mahasiswi Universitas King Abdul Aziz Jedah yang berdomisili di Mekah. Saya mengenal Ibrahim ketika mengikuti Pelatihan Pembelajaran Bahasa Arab di Universitas Ummul Qura (UQU) selama 45 hari, dari tanggal 8 Juni hingga 23 Juli 2012. Selama pelatihan, pihak UQU menyediakan bus bagi peserta untuk antar jemput peserta dari hotel ke Masjid Haram. Bus milik Abu Sarhad ini selama musim panas tidak beroperasi karena seluruh sekolah dan universitas di Saudi Arabia libur. UQU menyewa dua bus untuk para peserta pelatihan karena pesertanya bukan hanya dari Indonesia, tetapi juga dari Senegal dan Guinea.

Di antara aktivitas pelatihan, selain mengikuti perkuliahan di kelas juga berkunjung ke berbagai objek, di antaranya pusat penghafalan al-Quran di beberapa tempat di Mekah. Dalam kesempatan kunjungan, penulis mendengar bacaan imam yang tertinggal salat berjamaah. Suaranya mirip Syaikh Ali Jabir, Imam Masjid Haram yang sangat digandrungi kaula muda pada tahun 1980-an. Ketika saya berpaling, suara merdu tersebut tak disangka tak dinyana keluar dari mulut supir bus Abu Sarhad, pemuda Nigeria kelahiran Mekah itu. Usai salat, saya pun menghampirinya. Tanpa berbasa-basi, saya sampaikan rasa kagum dan haru saya. Ibrahim hafal sekitar 10 juz dari Kitab Suci al-Quran.

Ibrahim hanya sempat mengenyam pendidikan tingkat SLTP. Hingga kini masih berstatus sebagai penduduk sementara Saudi, kendati lahir dan besar di Mekah. Status kewarganegaraan sangat berpengaruh dalam pekerjaan. Itulah mungkin yang menyebabkan Ibrahim hanya mendapatkan gaji 2000 Real Saudi (sekitar 5 juta rupiah) per bulan sebagai pengemudi bus antar jemput. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai bujangan, Ibrahim mengeluarkan dana sekitar 1500 Real Saudi. Meskipun demikian, Ibrahim mampu untuk mengakhir masa lajangnya dengan menikahi gadis yang juga bernasib sama dengan dirinya, kelahiran Mekah, keturunan Nigeria dengan maskawin sebanyak 5000 Real Saudi. Akad nikah dilaksanakan pada 26 Maret 2012. Jika hingga tulisan ini dibuat, Ibrahim yang sudah mempersunting gadis pujaannya secara syah itu belum juga menikmati kehidupan suami isteri semata-mata bukan karena keduanya bukan warga Saudi, bukan karena keduanya warga asing yang bergantung pada KTP yang harus diperbarui setiap dua tahun sekali. Ibrahim dan isterinya hingga sekarang masih hidup terpisah. Isterinya belum boleh disentuh hingga Ibrahim sanggup menyediakan rumah dan terlaksananya resepsi pernikahan. Berkat kesalehannya, Ibrahim selain menjadi pengemudi bus antar jemput mahasiswi, juga bekerja sebagai imam salat di beberapa masjid kampung. Suaranya yang merdu membuat jamaah betah salat bermakmum dengan pemuda Nigeria yang juga bekerja mengurus mayat, mulai memandikan hingga mengafaninya. Pekerjaan sebagai imam dan mengurus mayat dilakukan secara suka rela. Itulah yang membuat hidupnya penuh berkah hingga dalam waktu dekat akan dapat memboyong isterinya. Resepsi pernikahan akan berlangsung pada 27 Agustus 2012. Dana yang harus dipersiapkan untuk memboyong isteri, bukan hanya untuk resepsi, tetapi juga untuk menyediakan rumah lengkap dengan perabotannya. Tidak heran jika jumlah yang harus disediakan mencapai 50.000 Real Saudi (sekitar 125 juta rupiah).

Untuk mendengar suara Ibrahim, silakan buka tautan di bawah ini:

http://www.youtube.com/watch?v=ZX-CFjp-pJw




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline