Lihat ke Halaman Asli

Sahrila Alwi

Seseorang yang suka belajar banyak hal

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Diperbarui: 12 Oktober 2021   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi aksi nyata

Demonstrasi kontekstul adalah langkah awal untuk membuat aksi nyata pada modul 3.1 tentang Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Kali ini aksi nyata yang nantinya akan menjadi portofolio CGP pada pendidikan guru penggerak ini akan disusun menggunakan metode refleksi 4F yaitu fact (Persitiwa), feeling (Perasaan), finding (Pembelajaran) dan future (Penerapan).  Berdasarkan rancangan aksi nyata yang telah dibuat, maka saya pun melakukan serangkaian aksi nyata sebagai berikut:

Peristiwa  (Fact)

a. Latar Belakang tentang situasi yang dihadapi 

              Ketika seorang anak sedang belajar mengeja, maka yang sedang dilakukannya bukan sekedar belajar membaca, melainkan juga sedang membangun sebuah fondasi peradaban. Dari belajar mengeja, suatu saat anak itu akan memiliki keterampilan membaca. Keterampilan membaca dan menulis akan mengantarkannya memiliki kemampuan dalam berkomunikasi, memecahkan masalah dan menciptakan karya. Semua hal tersebut berkaitan dengan budaya literasi.

                Secara sederhana, literasi didefinisikan sebagai keterampilan kognitif dalam membaca dan menulis. Terlepas dari berbagai konsep fungsionalnya, inti dari literasi adalah seseorang terbebas dari buta huruf. Individu memiliki kemampuan (ability) dan kemauan (will) membaca dan menulis.

              Budaya literasi pada masa kini merupakan upaya yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan dan minat murid dalam pembelajaran, serta melatih keterampilan murid dalam membaca, menyimak, menulis dan berbicara. Adanya budaya literasi ini diharapkan murid  mampu belajar dan mempelajari ilmu dengan mandiri dari buku maupun sumber ilmu lainnya. Namun kenyataannya, literasi sumber tertulis seperti Al-Qur'an dan buku mulai jarang diminati oleh kalangan murid saat ini. Murid  saat ini lebih gemar mengakses gadget untuk mendapatkan informasi secara praktis, sehingga kegiatan literasi tertulis saat ini mulai ditinggalkan. SMP Negeri 3 Tidore Kepulauan adalah salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan budaya literasi membaca Al-Qur'an. Hal ini bertujuan untuk menekan angka kenakalan pada murid dengan cara membiasakan murid dengan membaca Al-Qur'an serta meningkatkan kemampuan dan minat murid dalam membaca Al-Qur'an, program ini diharapkan dapat membentuk karakter islami murid yang bermartabat dan berakhlak mulia hingga terwujudnya visi sekolah yaitu " Terwujudnya sekolah yang berprestasi, trampil, berkwalitas, beakhlak mulia, serta berbudaya lingkungan berlandaskan iman dan takwa kepada Tuhan yang maha Esa.

b. Alasan Melakukan Aksi nyata 

               Untuk menekan angka kenakalan pada murid dengan cara membiasakan murid  membaca Al-Qur'an serta meningkatkan kemampuan dan minat murid dalam membaca Al-Qur'an, dan diharapkan dapat membentuk karakter islami murid yang bermartabat dan berakhlak mulia.

c. Hasil Aksi Nyata yang dilakukan

               Setelah melakukan aksi Nyata selama kurang lebih 1 (satu) bulan lamanya, maka didapatkan hasil Program sebagai berikut ;

  • Sebagian besar murid aktif membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar dari waktu ke waktu
  • Murid antusias mengikuti kegiatan literasi, namun ada juga yang tidak disiplin dan mengganggu atau mengajak bercanda teman yang sedang membaca Al Qur'an.
  • Ada beberapa murid yang belum lancar membaca Al-Qur'an sehingga membutuhkan perhatian lebih dari wali kelas dan asisten kelas dalam pembimbingannya.

Perasaan (Feeling)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline