Lihat ke Halaman Asli

Sadam Khadafi

A graduate of the History Department at Airlangga University

"The Silk Road" Film yang Diadaptasi dari Sejarah Jalur Sutra

Diperbarui: 15 April 2024   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Republika.com

Film Silk Road (Jalur Sutra) menjelaskan satu jalur yang memegang peran penting sebagai penghubung dunia timur dan barat. Dengan latar belakang tokoh yang berbeda yaitu Marco Polo dan Sven Hedin. Film ini digarap oleh sejarawan dan arkeolog ternama Morris dan Valerrie Hansen yang mampu menjadi acuan dalam bagian sejarah Silk Road. Di film ini juga terdapat rangkuman dari seluruh kegiatan dan juga penyebaran kebudayaan disekitar area Silk Road.

Historitas Jalur Sutra

Jalur sutra pertama kali diperkenalkan oleh orang berkebangsaan Jerman bernama Von Richthofen. Ia seorang penjelajah dan ahli geografi Jerman. Kegiatan perekonomian sudah dilakukan manusia sejak zaman dahulu, dimana ini menjadi suatu cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. 

Seiring berkembangnya zaman manusia juga mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan memunculkan inovasi-inovasi baru seperti barter, jual beli, peminjaman, utang piutang, dll. Maka dari itu munculah rute-rute yang digunakan oleh para saudagar/pedagang untuk menjajakan barang dagangannya dan juga semakin luas rute yang digunakan oleh para pelancong yang bertujuan untuk memperkaya hasil dagangnya. 

Jalur sepanjang kurang lebih 7000 km yang menbentang dari Tiongkok hingga Turki. Silk Road bermula dari salah satu orang utusan dari dinasti Han yang berkuasa di Tiongkok kala itu  mengumpulkan fakta-fakta mengenai bangsa barat terutama bangsa romawi. Dimana salah satunya saat bangsa Romawi mengalami kekalahan pertempuran dengan bangsa Parthia dikarenakan bangsa Romawi yang ketakutan melihat cahaya yang menyilaukan dan kain yang dikenakan bangsa Parthia ( yang sekarang dinamakan kain sutera). 

Jalur Sutera menjadi jalan utama para saudagar untuk meraup keuntungan lebih banyak pada masa Dinasti Han ( Abad 2M ) dan mengalami perkembangan yang sangat pesat kala itu. Selama beberapa decade terakhir istilah Silk Road atau Jalur Sutera telah menjadi istilah yang mudah dan banyak dikenali di seluruh dunia, dengan ekspresi yang menyesuaikan peradaban dan telah memasuki berbagai Bahasa. 

Munculnya teknologi barat seperti kereta perang dan kata-kata pinjaman Iran pada prasasti tulang oracle dari Dinasti Shang Tiongkok (abad 16 hingga 11 SM) bersaksi tentang jenis interaksi budaya dan komersial yang tersirat dengan istilah Silk Road. 

Perjalanan trans-Asia yang digerakkan oleh perdagangan mulai berkembang di sekitar awal Era Umum, bahkan kemudian menyebutnya sebagai sistem terpadu, seperti penggunaan istilah "Jalur Sutra" menyiratkan akan menyesatkan. Barang-barang dan ide-ide, memang dapat ditransmisikan dari jarak yang sangat jauh, bahkan sampai ke Roma di mana sutra Cina menjadi mode yang populer selama abad ke-1 dan sesudahnya, tetapi ini dicapai melalui estafet. 

"Jalur Sutera" pada saat ini bukanlah satu jalan atau jaringan melainkan serangkaian yang berdekatan, kebanyakan dikendalikan oleh perantara Iran seperti Parthia dan Sogdiana. Diistimewakan oleh posisi geografis mereka antara Cina, India dan Roma, orang-orang Iran tetap menjadi agen utama perdagangan trans-Asia dan pertukaran budaya selama lima belas abad ke depan, tidak hanya mendominasi rute karavan darat tetapi juga Samudra Hindia.

Perkembangan Jalur Sutra

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline