Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Lakukan 3T untuk Merespon Gempa Bumi

Diperbarui: 3 Agustus 2019   07:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BNPB adalah koordinator aksi penanggulangan bencana di Indonesia (doc.Surabaya Tribun News/ed.Wahyuni)

3T versi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah singkatan dari Tanggap-Tangkas-Tangguh menghadapi berbagai jenis bencana alam. 

Hal ini patut disosialisasikan ulang paska terjadinya gempa berpotensi Tsunami 7,4 skala Richter yang berpusat di kawasan Sumur (Banten) namun guncangannya sangat terasa di berbagai kawasan Jawa Barat dan sekitarnya tadi malam (2/8).

Walaupun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencabut peringatan dini Tsunami setelah gempa berhenti, namun belajar-berlatih untuk menguasai 3T tetap harus dilakukan mengingat kondisi geografis Indonesia memang membuat negeri ini agak rawan bencana alam.

Tanggap

Setelah 'mencicipi' guncangan gempa semalam, pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru seputar gempa melalui siaran pers BMKG dan berbagai media, termasuk pesan di medsos terverifikasi, untuk mendapat informasi seputar penyebab gempa yang telah terjadi sehingga bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi penyelamatan dini bila hal itu sampai terulang.

Gempa bumi, sebagaimana dipaparkan dalam Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana yang dikeluarkan oleh BNPB, bisa disebabkan oleh proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi, aktivitas sesar di permukaan bumi, pergerakan geomorfologi secara lokal (contohnya terjadi runtuhan tanah), aktivitas gunung berapi, atau ledakan nuklir.

Lalu perhatikan sistem peringatan dini dan upayakan membuat sistem peringatan dini mandiri di rumah, semalam ada tips sederhana mendeteksi terjadinya gempa yang beredar di jejaring Whatsapp, yaitu letakkan sendok di dalam gelas kosong agar dentingnya bisa membangunkan kita bila terjadi gempa lagi. 

Atau bisa juga dengan menggantung benda-benda (klenengan sapi, lonceng hias,dsb) yang bisa menimbulkan bunyi cukup keras untuk menarik kita dari alam mimpi bila gempa terjadi saat kita sudah pulas.

Apabila sekolah/kantor/organisasi anda mengadakan simulasi menghadapi bencana apapun, usahakan untuk mengikutinya sebaik mungkin agar daya refleks fisik-mental terlatih merespon saat terkena bencana.

Bagi para penduduk di daerah yang memang sangat rawan atau bahkan jadi 'langganan' bencana alam, sebaiknya menyiapkan pula 'tas siaga bencana' bagi setiap anggota keluarga. Tas itu berisi dokumen-dokumen penting dan persediaan kebutuhan hidup primer selama minimal tiga hari.  

Tangkas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline