Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Tentang Terpeliharanya Al Qur'an

Diperbarui: 15 Mei 2019   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

QS Al Iqra (doc Image of Islam/ed.WS)

Al Qur'an yang dijamin eksistensinya oleh Rabb sampai generasi terakhir manusia di jagad raya (QS Al Hijr : 9) memiliki catatan panjang yang menarik untuk ditafakuri, membentang dari momen diwahyukannya lima ayat pertama pada 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijrah (diperkirakan sekitar tanggal 10 Agustus 610 Masehi ) hingga saat ini.

Sejarah panjang kelestarian lafadz dan konten Al Qur'an tersebut diawali dengan proses pengajaran Nabi Saw pada para sahabat yang menyimak beliau membaca ayat-ayat lalu menirukan  kemudian menghafalnya.

Proses belajar Al Qur'an di era Nabi Saw, menurut riwayat Abu Abdurrahman As-Sulami, dilakukan oleh para sahabat dengan menyimak per 10 (sepuluh) ayat tiap sesinya lalu dihafalkan sampai betul-betul meresap. 

Selanjutnya mereka mempelajari makna (tafsir ) dari 10 ayat tersebut dan setelah itu, mereka akan mengamalkan 10 ayat yang telah dihafal serta dipelajari. Begitu seterusnya, mereka tidak akan merambah 10 ayat berikutnya sebelum keseluruhan tahapan belajar itu dijalankan dengan baik.

Metode belajar Al Qur'an yang sedemikian itu pun dibawa para sahabat ke rumah masing-masing untuk dilakukan oleh keluarga, termasuk anak-anak mereka, hingga menjadi bagian dari warisan literasi yang terus diturunkan sampai generasi-generasi berikutnya sampai saat ini.

Proses menghafal Al Qur'an yang merupakan salah satu bagian dari tahapan menjaga orisinalitas kitab tersebut faktanya memang efektif dan bersifat lintas bangsa lintas bahasa lintas usia. 

Balita, remaja, dewasa, lansia, bahkan para penyandang tunanetra-tunarungu dan kalangan berkebutuhan khusus pun mampu melakukannya asalkan punya pembimbing yang berdedikasi dan tekad yang kuat ditunjang sistem pengajaran yang tepat. Belakangan ini metode menghapal Al Qur'an terus berkembang dengan sangat pesat, ada banyak cara yang bisa diikuti sesuai dengan karakteristik kita masing-masing.

Aspek lain yang menunjang keabadian orisinalitas Al Qur'an sampai ke akhir jaman adalah proses pembuatan dokumentasi tertulisnya. Di era Rasul Saw dimana budaya menulis masih dalam level perintisan dan sarana tulis menulis sangatlah minim; para sahabat menuliskan ayat-ayat yang telah dipelajari pada pelepah daun kurma, batu cadas, atau potongan tulang/kulit binatang. 

Kebutuhan untuk menjaga keutuhan Al Qur'an demi kepentingan syiar terakomodir dengan kekuatan para sahabat Rasul Saw yang terkenal punya daya hafal yang kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline