Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Dua Tanda Kehormatan dari Presiden, tapi Tidak Pernah Disematkan

Diperbarui: 17 Agustus 2020   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Saya punya 2 tanda kehormatan dari Presiden RI, yang ditandatangani presiden Joko Widodo.

Tanda kehormatan itu berupa Satyalancana Karya Satya X tahun dan Satyalancana Karya Satya XX tahun. Ketika menerimanya tidak pakai upacara karena sudah ada yang terpilih mewakili, karena itu tidak disematkan.

Saya mengambil sendiri di Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Ada petugas di sana yang menyerahkan. Setelah diterima tanda kehormatan itu tidak pernah dikenakan seperti dalam upacara bendera HUT RI.

Lumayan buat koleksi dan sebagai bukti bahwa selama mengabdi sebagai PNS dalam keadaan baik-baik saja tidak tersangkut masalah hukum maupun tidak terkena sanksi hukuman disiplin.

Kondite diri yang baik menjadi dasar diberikan tanda kehormatan setelah melalui usulan oleh atasan di tempat kerja.

Begitu pula tanda jasa Bintang Mahaputera Nararya yang diterima mantan pimpinan DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, mereka melalui proses penilaian di DPR RI. Setelah dinyatakan layak terutama tidak tersangkut masalah hukum, usulan itu diterima dewan penilai pemberi tanda kehormatan dan bintang jasa.

Jadi tidak ada kontrofersi dalam pemberian tanda jasa itu, karena Fadli dan Fahri telah menjalankan tugasnya sesuai fungsi yakni pengawasan. Memberikan kritik adalah bagian dari tugas pengawasan itu.

Beda dengan saya, kalau Fahri dan Fadli tanda jasanya diserahkan presiden Joko Widodo dalam upacara di Istana Negara. Mungkin dalam upacara 17 Agustus tahun ini telah dikenakan.

dokpri

Tanda kehormatan yang saya terima, tidak pernah saya pasang di dada. Tanda kehormatan berupa medali tembaga (10 tahun) dan perak (20 tahun) setiap kali HUT RI saya keluarkan dari tempat penyimpanan untuk dibersihkan.

Kembali dapat mengingat masa perjuangan dalam pengabdian sebagai aparatur negara. Terselip doa, agar perjalanan pengabdian ini tetap amanah dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Inilah catatan kecil saya ketika memperingati HUT RI. Tahun ini di tengah pandemi upacara tidak saya ikuti karena jumlah peserta di batasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline