Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Membayang Jauh

Diperbarui: 11 Agustus 2019   02:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepi membawa diri membayang jauh, bersama rindu yang menerbangkan rasaku. Terbayang lelahmu ditengah angin malam yang hitam dalam serakan debu. Telah dipungut beberapa batu, satu per satu. Kemudian dirimu menunggu ditengah kering dingin, tanpa embun. Tak henti do'a dalam ayat suci yang mengalun.

Aku telah terbangun dari tidur ketika bayangan semakin melekat. Setelah 20 tahun cinta terikat. Dinamika cinta yang bak gelombang semakin kuat mengikat. Aku tak ingin rindu ini mengganggu. Kadang batin mengetuk dirimu tahu bawa dalam sepi aku menunggu.

Masih ada ritual berikutnya, tunggu saja jam berjalan tapi tak perlu melihat gerakan waktu. Lebih baik menghitung zikir satu-satu. Akan semakin mendekatkan rindu. Melepaskan beban yang membatu. Aku hanya bisa membayang jauh, do'a membuat semakin dekat terasa menyentuh.

Sungailiat, 11 Agustus 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline