Lihat ke Halaman Asli

Rusdi Mustapa

Guru sejarah yang suka literasi, fotografi, dan eksplorasi

Belajar Sejarah Lebih Asyik lewat Komik

Diperbarui: 15 Maret 2019   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komik Sejarah Karya siswa MAN 1 Solo (Koleksi pribadi)

Pelajaran sejarah identik dengan pelajaran yang kurang menarik, membosankan, bikin ngantuk. Itulah jawaban sebagian siswa saat ditanya pendapatnya tentang pelajaran sejarah. Inilah yang menjadi keprihatinan, khususnya saya sebagai guru sejarah. Penanaman nilai-nilai nasionalisme, kepahlawanan memang tidak bisa dilepaskan dari pelajaran sejarah. 

Namun, di lapangan, tidak semua siswa yang "menyukai" pelajaran ini. Salah satu yang membuat siswa "malas" dalam mengikuti pelajaran sejarah adalah banyak hafalan (tokoh, tanggal peristiwa, kronologis peristiwa, dll), sehingga saat diminta membaca buku materi, pasti adalah "penolakan" berupa tidak mau membaca.

Inilah kondisi yang dirasakan guru sejarah termasuk saya tentunya. Bagaimana membawa siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran sejarah dan menyukainya. Harus ada langkah "revolusioner" agar keinginan ini bisa tercapai. Karena itu, pendekatan pembelajaran sejarah yang masih konvesional, tentu harus dipertimbangkan untuk mulai ditinggalkan. Misalnya, model ceramah, yang menjadi "menu wajib" dalam menyampaikan materi.  Memang model tersebut tidak harus ditinggalkan sepenuhnya, tapi bagaimana di sela-sela menyampaikan materi sejarah, siswa juga diajak untuk "doing something", sehingga mereka bukan hanya menjadi pendengar setia.

Mengapa Komik ?

Siswa "zaman now" sangat senang dengan komik. Bahkan mereka rela berjam-jam asyik demi membaca komik yang disukainya. Pelajaran sejarah adalah pelajaran yang menitikberatkan aspek kognitif (pengetahuan) dan salah satu unsurnya adalah mengingat. Mengingat adalah proses melatih otak. Semakin banyak mengingat, semakin terlatih otak menjadi lebih baik. Ada berbagai strategi mengingat. Ada yang menggunakan gambar, tulisan, atau suara. Dengan visualisasi atau membayangkan adalah cara yang terbaik untuk mengingat. Ketika menggambar komik tentu saja ada proses mengingat itu, maka proses menggambar ini adalah salah satu strategi mengingat yang melatih otak dan tentu saja menyenagkan. Siswa  dapat belajar banyak dalam komik yaitu belajar mambaca, memahami cerita dengan cara visualisasi dan mengenal warna.

Tapi bagaimana halnya jika siswa membuat "komik sejarah". Inilah tantangan yang coba di berikan pada siswa. Memasukkan konten sejarah dalam komik yang dibuat siswa.  Langkah  pertama yang dilakukan adalah menyampaikan kepada siswa. Kebetulan saya mengajar sejarah di kelas 11 IPA MAN 1 Solo. Tugas membuat komik ini diberikan selain memberikan pengalaman yang berbeda bagi siswa dalam belajar sejarah, juga untuk mendorong mereka mau membaca materi sejarah.

Siswa antusias membuat komik (Koleksi pribadi)

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan tema yang akan dibuat komik. Kebetulan materi yang sedang dibahas adalah tentang Peristiwa Seputar Proklamasi. Ada kelompok yang membuat komik tema "Peristiwa Rengasdengklok", "Proses Penyusunan Naskah Proklamasi" dan "Masa Penjajahan Jepang di Indonesia". Penentuan tema komik dilakukan dengan cara undian. 

Untuk membuat komik, saya memberikan software pembuat komik yaitu "Comic Life3" yang selanjutnya diinstall di laptop masing-masing siswa. Langkah berikutnya adalah membuat komik. Syarat utama adalah setiap kelompok harus membaca materi. Karena untuk bisa menyusun komik harus mengerti terlebih dahulu isinya. Nah, di sinilah siswa secara tidak langsung "dipaksa" untuk membaca buku materi. Sesuatu yang (mungkin) tidak mereka sukai. Tapi di tugas ini, mau tidak mau, mereka harus melaksanakan jika ingin bisa membuat komik. Setiap kelompok kemudian menterjemahkan materi yang sudah mereka baca, pahami dalam bentuk visual (gambar). Misal kelompok yang mendapat tema "Peristiwa Rengasdengklok", mereka harus memikirkan gambar-gambar yang mewakili materi. 

Beberapa hasil ekspose media terkait komik sejarah (Koleksi Pribadi)

Nah, software Comic Life3 ini syarat utamanya adalah harus menyediakan gambar-gambar yang berhubungan dengan tema, yang bisa di cari dari internet. Tapi jika ada siswa yang ingin membuat sendiri gambar (melukis), masih bisa terakomodir di Comic Life3, artinya mereka bisa membuat gambar sesuai tema yang kemudian di scan menjadi gambar yang bisa di upload.

Di sini semua siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan sangat dinamis. Mereka saling berdiskusi untuk menghasilkan komik yang terbaik. Sangat-sangat menyenangkan melihat siswa aktif. Ada proses berinovasi dan berkreasi menghasilkan komik sejarah yang terbaik. Apalagi saya memberi challenge bahwa nanti setiap kelompok harus mencetak komik yang telah dibuat, yang bisa dibaca oleh teman-teman dari kelas lainnya. Tentu saja mereka tidak ingin komiknya hanya biasa-biasa saja. 

Screenshoot pribadi dari Bengawan News

Sumber: antarafoto.com

Setelah mengerjakan komik sekitar 2 minggu, akhirnya jadilah komik karya siswa. Banyak kreasi yang mereka tuangkan. Apa yang mereka buat adalah apa yang telah mereka fahami dari materi. Sangat menyenangkan dan bahagia melihat komik sejarah  hasil siswa. Apalagi komik karya siswa diapresiasi media yang meliput kegiatan mereka. Hal ini tentu diluar dugaan.   Rekan-rekan media ikut mengabarkan kegiatan siswa membuat komik sejarah sehingga bisa diketahui khalayak luas.   Ini adalah prestasi semua siswa. Kesungguhan dan inovasi yang mereka lakukan diapresiasi. Mereka mampu menaghasilkan karya yang sangat luar biasa dan yang terpenting, bisa mengubah image bahwa belajar sejarah itu membosankan. 

Berikut video reportasi media terkait komik sejarah karya siswa MAN 1 Solo.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline