Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Dimanakan Posisi Kita Saat Memutuskan Masalah, Cara Pandang Berbasis Aset atau Berbasis Kekurangan

Diperbarui: 14 Mei 2023   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar Bapak dan Ibu guru yang sedang rapat. Gambar dari  iStok.com 

Ekosistem adalah tata interaksi antara mahluk hidup dan mahluk tak hidup dalam suatu lingkungan. Jika diibaratkan sebuah ekosistem sekolah merupakan sebuah interaksi antara mahluk hidup (biotik) dan mahluk tak hidup (abiotik).

Kedua unsur tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah unsur-unsur biotik saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan langsung antara satu dengan yang lain.

Unsur-unsur biotik dalam lingkungan sekolah antara lain, guru, murid, kepala sekolah, staf, orang tua, pengawas sekolah, masyarakat, dan dinas terkait. Sedangkan unsur abiotiknya adalah sarana prasarana sekolah seperti, kelas, kantor, keuangan, dan lingkungan sekolah.

Dari pernyataan di atas saya akan menuliskan tentang pendekatan atau cara pandang kita terhadap unsur-unsur yang ada di lingkungan sekolah. Terdapat sebuah pendekatan yang terbagi menjadi dua yaitu pendekatan berbasis asset dan pendekatan yang berbasis kekurangan.

Suatu hari, Ibu Kamboja kepala SDN Damai mengadakan rapat ketika akan menghadapi purna siswa kelas VI. Saat rapat berlangsung semua guru dimintai pendapatnya tentang kesiapannya mengadakan perpisahan kelas VI.

"Bapak dan Ibu, apakah kita perlu mengadakan acara perpisahan seperti tahun-tahun sebelumnya?", tutur Bu Kamboja memulai rapat.

"Maaf Bu, jika saya boleh berpendapat, karena situasi keuangan kita menipis, apalagi dana BOS tahun ini tidak dianggarkan, maka kita tidak usah mengadakan perpisahan", ujar Pak Sarto.

"Betul Bu, apalagi anak-anak perlu menampilkan tari dan yang lain, perlu persiapan yang matang, sedangkan waktu kita sudah mepet", ujar Bu Tini menanggapi.

"Benar juga Bu, apalagi musim hujan seperti ini, hawatir pas acara hujan angin, kita malah repot nanti", ujar Pak Waluyo menambahkan.

Bu Kamboja mengangangguk-anggukkan kepala sambil mempermainkan pulpen yang ada di tangannya. Beliau berpikir sejenak kemudian memberikan kesimpulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline