Lihat ke Halaman Asli

Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)

TERVERIFIKASI

Guru SD, Penulis buku

Cara Mengenali Siswa Lamban Belajar (Slow Learner)

Diperbarui: 25 November 2021   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siswa lambat belajar. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Pada tulisan sebelumnya saya pernah menyampaikan tentang bagaimana mengenali siswa dengan hambatan autis. Kali ini saya akan menuliskan tentang bagaimana mengenali siswa yang diduga lamban belajar atau slow learner.

Di dalam lembaga pendidikan ada kalanya kita menjumpai peserta didik yang mempunyai hambatan intelektual dalam belajar, hal tersebut sangat wajar terjadi karena tidak mungkin semua siswa mempunyai kemampuan kognitif yang sama. 

Guru mempunyai tugas membimbing dan mengajar di kelas harus mempunyai trik-trik yang dapat membantu siswa supaya dapat mengikuti kegiatan pembelajaran.

Seperti pengalaman saya. Saat ini menjadi guru kelas 5 di salah satu sekolah dasar negeri di pelosok desa di Jawa Timur. Satu diantara siswa saya ada yang tidak bisa membaca, sebut saja namanya Yeyen. 

Dia sulit menerima pelajaran, jika diterangkan beberapa kali tetap saja dia tidak memahaminya. Jika diberi tugas sering lambat menyelesaikannya dengan hasil yang selalu rendah.

Sebagai guru sudah lumrah kalau kita terkadang mengeluh atau sambat. Rasanya semua metode sudah saya lakukan, namun kenyataannya hasil yang dicapai belum sesuai harapan. 

Menjadi ingat dawuh Gus Baha' dalam Youtube-nya yang sering saya simak, "sing penting mulang, dene pinter lan bodo kui dudu urusane guru", kurang lebih begini maksudnya: "Guru tidak usah mengharapkan muridnya pintar, karena yang menjadikan murid pintar dan tidak pintar adalah Tuhan Allah Yang maha Esa."

Namun demikian wajar jika kita sebagai guru berharap peserta didik yang kita bimbing menjadi anak-anak yang cerdas baik kognitif maupun sikapnya. Mungkin karena tuntutan tercapainya kompetensi dasar yang harus dipenuhi juga karena berharap semua siswanya tuntas dalam pembelajaran.

Harus diingat bahwa tidak semua peserta didik mempunyai kemampuan yang sama. Mereka mempunyai potensi yang bisa diasah selama belajar. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan siswa, sebagai guru dan orangtua, kita wajib mendidik dan mengajarkan materi juga keterampilan agar mereka menjadi pribadi yang berkarakter sehingga dapat mengubah sikapnya menjadi lebih baik. 

Sebagai guru harus tetap mengedepankan kesabaran dan ketelatenan. Menjadi guru pembimbing khusus yang pernah saya bahas ada artikel sebelumnya, harus bisa mendampingi dan melayani peserta didik yang istimewa. Mereka perlu bimbingan dan layanan dengan tulus dari lingkungan terdekatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline