Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kayu

TERVERIFIKASI

Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Pidato yang Lucu

Diperbarui: 4 April 2017   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1331979495893456636

Pagi menggeliat.

Di sebuah rumah yang terletak tak jauh dari pantai, suara- suara mulai terdengar.

Seperti di banyak akhir minggu, Pradipta, adik kembar dan para saudara sepupu serta orang tuanya sedang berkumpul bersama berkumpul bersama di rumah salah satu dari mereka.

Beberapa ratus meter dari sana, matahari mulai muncul dari garis batas samudra. Lidah- lidah air laut membasahi pasir. Ombak bergulung dan berdebur berulang- ulang.

Cintya dan Pratama, dibantu Respati, tampak membereskan tempat tidur yang mereka tempati semalam. Menarik seprai dan melipat selimut. Pradipta dan Kirana bergabung, membantu menggembungkan bantal- bantal. Radya cilik beserta si kembar Nareswara dan Nareswari berkeliaran sambil tak henti mengoceh di sekitar mereka.

Setelah tempat tidur rapi, Pradipta membuka travelling bag yang kemarin dibawa dari rumah dan mengeluarkan celana renang serta kaus, handuk dan topi serta beberapa barang lain lalu memindahkannya ke dalam ransel plastik yang akan dibawa ke tepi pantai nanti.

Dee dan Kuti memang melatih si kecil ini untuk bisa membereskan keperluannya sendiri, baik buku sekolah maupun keperluan baju ganti saat mereka akan berpiknik ke laut seperti ini, misalnya. Mereka percaya, kemandirian anak perlu dilatih sejak kecil. Latihan serupa juga diberikan pada para sepupu Pradipta oleh orang tua masing- masing.

Para orang tua yang sudah bangun sejak tadi sedang duduk- duduk bersama, berbincang sambil menanti waktu sarapan tiba.

Mereka mengobrol ngalor ngidul. Topik sepak bola yang ditonton semalam tentu saja masih muncul di dalam percakapan. Juga topik yang tak pernah terlewatkan, tentang sekolah anak- anak. Juga berbagai hal ‘ringan dan lucu’ lain, seperti yang diceritakan Ayah Respati tentang pengalamannya ketika baru- baru ini menghadiri peresmian sebuah proyek oleh seorang pejabat.

Sambil tertawa geli dia bercerita bahwa tampaknya bahan pidato sang pejabat dibuatkan teks-nya oleh salah seorang staff. Hal yang biasa dalam kaitan dengan pidato pejabat. Hanya saja, ha ha ha ha ha…

Kejadian lucu terjadi saat dia membuka pidatonya dengan ucapan “ Saudara Dua sekalian… “

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline