Lihat ke Halaman Asli

Rudy W

dibuang sayang

Peran Keluarga dalam Upaya Pencegahan Narkoba

Diperbarui: 1 Mei 2018   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: indonesiabergegas.com

Seseorang yang tumbuh dalam keluarga yang tidak sehat sangat rentan terjerumus narkoba. Tumbuh tanpa kehangatan keluarga tidak saja mengacaukan cara kerja otak, tapi juga emosional. Kepedulian, perhatian, dan kasih sayang orang tua bisa menyelamatkan anak-anak dari jerat dan kehancuran narkoba.

Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam proses pembentukan kepribadian anak. Kepedulian, perhatian, dan kasih sayang orang tua dapat membentuk anak-anak yang sehat secara sosial, mental, fisik, dan berkelakuan baik. Hal-hal dasar yang dibangun sejak seseorang masih balita tersebut menjadi faktor utama yang menjadi penyeimbang antara kemungkinan seorang individu akan menjadi penyalahguna atau tidak.

Psikolog Lembaga Psikologi Terapan (LPT) Universitas Indonesia Mira D. Amir mengatakan banyak orangtua yang menyangkal bahwa mereka salah dalam membesarkan anak. Tak sedikit yang menganggap sudah melakukan tugasnya dengan memenuhi segala kebutuhan anak, termasuk memberikan perhatian insentif.

Tetapi yang terjadi pada kenyataan adalah orangtua tidak memberikan hal-hal dasar yang dibutuhkan anak dalam upaya bimbingan spiritualnya. Ini karena kebanyakan orangtua masih berkomunikasi satu arah. Seharusnya, dalam keluarga yang sehat terjalin komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Keduanya salah berbicara, berinteraksi, dan mendengarkan.

"Proses mendengarkan itu cukup penting untuk membentuk perasaan acceptance. Setelah didengar, orangtua juga harus mampu mengajarkan agar anak mampu memecahkan masalah. Permasalahan sekecil apapun, orangtua harus membimbing anak untuk mencari jalan keluar. Metode didikan mengayomi dalam memecahkan masalah ini harus sudah dilakukan sejak kecil, kalau bisa ketika dia masih balita," kata Mira.

Dalam mengasuh anak, psikolog penulis buku Raising Children in Digital Era Elizabeth Santosa mengatakan bahwa orangtua perlu memahami karakter dan sifat si kecil. Ini agar si anak tumbuh seimbang dan stabil. Misalnya, anak yang didominasi otak kanan tidak boleh terlalu dimanja. Mereka harus belajar mengendalikan diri sejak kecil. Anak yang tumbuh kreatif mengandalkan otak kanan juga perlu dibimbing untuk belajar disiplin.

"Kebanyakan lingkungan, terutama keluarga, seperti memaklumi perilaku menyimpang. Jika orangtua sudah mengetahui anaknya didominasi otak kanan, mereka seharusnya berupaya menyeimbangkan penggunaan otak kiri. Ini bisa diakali dengan pola didik sejak kecil," kata Elizabeth.

Kondisi itu diperburuk karena sejak kecil si anak kerap diajarkan untuk mementingkan persepsi orang lain. Demi menjaga citra tersebut akhirnya ia semakin membutuhkan narkotika dan akhirnya jadi kecanduan.

"Makanya banyak pengguna yang sulit sembuh. Karena mereka hanya membersihkan racun fisik, tetapi tidak menguatkan kejiwaan dan mengembalikan karakternya. Psikologis si pengguna tidak dibenahi. Terapi psikologis ini bisa dilakukan dengan dukungan keluarga," kata Elizabeth.

Dalam proses pemulihan, harus ada orang lain yang percaya dan mau merangkul dia. Orang lain itu tak harus keluarga, bisa juga teman atau pacarnya.

"Berikan kepada mereka makna kasih sayang yang tak bersyarat. Yakinkan mereka kalau keluarga bakal tetap ada dan mendukung karena rasa sayang, dan semua yang dilakukan demi kebaikan dia," lanjut Mira.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline