Lihat ke Halaman Asli

Rudy Wiryadi

Apapun yang terjadi

Mabuk di Dalam Kendaraan Dirasakan Sangat Menyiksa, Apakah Berbahaya?

Diperbarui: 20 Desember 2021   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mabuk kendaraan (idntimes.com)


Ada orang yang mudah mabuk ketika naik kendaraan, naik kapal laut, atau pun kapal udara.

Orang-orang yang mengalami hal itu sering membayangkan betapa bahagianya orang lain yang tidak pernah mengalami hal itu.

Setiap mau bepergian dengan kendaraan, mereka selalu mengandalkan obat-obatan anti mabuk, seperti Antimo. Saya sendiri pernah merasakan mabuk ini ketika masih kecil, sangat tersiksa sekali.

Dan itulah yang dilamunkan, alangkah bahagianya tidak mau mabuk dan tidak perlu bantuan minum obat dulu ketika hendak bepergian.

Kondisi mereka yang mabuk atau muntah dalam perjalanan ini disebut kinetosis dalam istilah ilmiahnya.

Timothy Hain, seorang ahli neuropsikologi dari Northwestern University mengatakan kinetosis terjadi karena otak kebingungan ketika menerima informasi dari indra (mata, telinga, dan tubuh) 

Sebuah uraian tentang kesehatan yang dimuat di The Atlantic mengatakan orang yang kinetosis itu merasakan tubuhnya sedang bergerak ketika kendaraan melaju, akan tetapi otak menerima pesan dari indra bahwa tubuh tidak melakukan aktivitas, atau diam saja.

Media itu juga mengatakan ada seseorang yang langsung merasa mual begitu dia duduk di kursi penumpang. Hal tersebut dikarenakan orang itu memiliki riwayat mabuk kendaraan.

Muntah dalam kendaraan juga akan semakin angot jika dalam kondisi cuaca panas, dan tercium bau bensin di dalam kendaraan yang dinaiki itu.

Namun teori tentang otak kebingungan merespon indra itu menimbulkan pertanyaan mengapa orang yang duduk lama di dalam kendaraan sehat-sehat saja, tidak mabuk kendaraan.

Tentang hal itu para ahli, termasuk Timothy Hain, mengatakan sensitivitas tiap orang berbeda-beda. Oleh karenanya tidak semua orang mengalami kinetosis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline