Lihat ke Halaman Asli

Hiperandrogen, Pemicu Timbulnya Jerawat

Diperbarui: 7 Juni 2017   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: mencegahpenyakit.com

Kondisi kelebihan hormon androgen pada wanita atau yang lebih dikenal dengan hiperandrogen, merupakan salah satu gangguan paling umum yang mempengaruhi kondisi kesehatan kaum hawa.

Tak bisa dipungkiri, jerawat merupakan problem klasik yang tak pernah habis untuk dibahas. Jerawat pula yang sering kali jadi momok menakutkan bagi kaum hawa karena dampaknya bukan hanya mengganggu penampilan secara fisik namun juga mempengaruhi aspek psikologis berupa runtuhnya kepercayaan diri seseorang.

Problem klasik berupa jerawat ini tak lepas dari kodrat wanita yang memiliki hormon estrogen, progesterone, dan androgen yang masing-masing memiliki fungsi berbeda bagi tubuhnya.

Salah satu hormon yang mempengaruhi penampilan kulit dan pertumbuhan rambut adalah hormon androgen. Hormon androgen merupakan hormon seks pria yang juga terdapat pada wanita dengan jumlah yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah yang ada pada pria.

Penelitian menunjukkan bahwa hiperandrogen atau kelebihan hormon androgen, dapat mempengaruhi 10-20 persen perempuan pada usia produktif. Dalam tubuh wanita terdapat hanya 2 persen androgen bebas. Jika kadar ini meningkat maka dapat menimbulkan masalah bagi kaum hawa, salah satunya yang tampak jelas adalah gangguan jerawat dengan derajat sedang hingga berat.

Menurut dr. Suksmagita Pratidina, Sp.KK, dari Skin & Aesthetic Clinic RSPI-Puri Indah, penyebab munculnya jerawat adalah karena tersumbatnya folikel kulit yang mana paling banyak disebabkan oleh produksi sebum dan minyak yang berlebih. Berlebihnya produksi minyak di kulit wajah dapat dipengaruhi oleh tingginya kadar androgen bebas yang memicu aktivitas kelenjar minyak dan sebum.

"Sehingga kulit wajah yang semula lembut dan mulus, bisa tampak sangat berminyak serta tumbuh jerawat dan komedo," ujar pakar yang akrab disapa dr. Gita ini.

Selain itu, penyebab umum munculnya jerawat adalah hyperkeratinisasi di muara kelenjar minyak, yaitu penebalan dari lapisan kulit yang ada di muara kelenjar minyak. Juga kolonisasi dari bakteri yang dikenal dengan propionibacterium acnes. 

Jerawat sendiri, lanjut dr Gita, terbagi atas tiga tingkatan yaitu jerawat ringan, sedang dan berat atau parah. Jenis jerawat yang disebabkan oleh hiperandrogen dapat dikelompokkan sebagai jerawat dengan derajat sedang hingga berat atau parah.

Sementara itu Dr.dr.Budi Wiweko,SpOG,KFER, staf pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM mengungkapkan, hiperandrogen pada perempuan merupakan salah satu bentuk kelainan hormonal. Dampaknya paling umum dan sederhananya yaitu dengan timbulnya jerawat.

"Selain itu penelitian juga menunjukkan bahwa wanita dengan hiperandrogen mengalami gejala-gejala klinis hiperandrogen dengan karakteristik gejala seperti, Seborrhea yaitu peradangan kulit bagian atas,  Acne atau jerawat, Hirsutism atau munculnya rambut pada bagian tubuh wanita yang biasanya tidak ditumbuhi rambut, Alopecia atau kebotakan atau siklus menstruasi yang tidak teratur, yang lebih dikenal dengan SAHA syndrome," papar dr. Budi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline