Lihat ke Halaman Asli

rudi kafil yamin

Mahasiswa yang tak kunjung berkarya

Rich Brian dan Seni dalam Berkata-kata

Diperbarui: 21 Juli 2019   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Twitter Rich Brian @richbrian

Ketika seni menjadi media untuk memukul kembali stigma buruk yang kerap dilontarkan oleh kalangan orang tua yang menganggap bahwa mereka lah yang paling arif dalam segala persoalan hidup, maka Brian Imanuel atau Rich Brian muncul dengan mengeluarkan lagu "Kids". Ia membalas dengan sarat penuh makna pada lagu tersebut terhadap stigma buruk yang selalu terjadi pada pelaku seni.

Pendapat ini mungkin seperti yang dilontarkan oleh mantan wakil Perdana Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal, yang berkomentar mengenai Rich Brian. Ia berkata bahwa penyanyi rap asal Indonesia tersebut bukan sosok panutan/tauladan bagi pemuda Indonesia.

"Maaf, walaupun mungkin ia berprestasi, saya sebagai seorang ayah memandang rapper diaspora Rich Brian bukan panutan atau tauladan bagi pemuda Indonesia, mengingat tweetnya yang sering bernada jorok, porno, kasar dan kadang merendahkan wanita" di tulis melalui akun twitter Dino Patti Djalal pada Selasa 16 Juli 2019.

Seni bukanlah satu kegiatan yang hanya meng-ekspresikan atau sekadar aktivasi diri untuk bergerak dari zona nyaman. Jauh melampaui dan melebihi itu, seni selalu mempunyai tempat yang begitu khusus dikalangan anak muda. 

Karena melalui seni kita bisa menyentuh bagian yang paling dalam dimiliki manusia, yaitu jiwa. Sebab hati manusia itu begitu rapuh, ia mesti didukung dengan berbagai macam sentuhan salah satunya adalah sentuhan seni yang bisa dikatakan bahwa seni memang salah satu media yang bisa menyentuh sampai hal itu. 

Saya berandai-andai, bila kita berfikir dengan argumen di atas bahwa Brian Imanuel bukanlah sebagai panutan yang baik bagi pemuda Indonesia, lalu apa kabar dengan golongan tua yang korup atau yang menindas rakyat kecil dengan sesuka hatinya? Bila ditarik pada satu pemahaman bahwa orang tua adalah ayah bagi anak-anaknya. (Saya ambil sebagai simbol dari anak muda).

Saya melihat kemelut ini dengan sudut pandang yang berbeda, sebab persoalan kepada siapa kita akan menentukan seorang panutan yang kita akan ikuti dalam hidup, itu sepenuhnya adalah hak khusus yang dimiliki oleh masing-masing individu, sebab manusia tidak ada yang sempurna. Hal ini menandakan bahwa manusia yang buruk pun memiliki sifat yang baik, begitupula sebaliknya. 

Namun yang menjadi persoalan bagaimana kita menentukan arah 'kesadaran' untuk mencapai pada arah tersebut, dan melalui/dengan karya seni lah kesadaran bisa tersentuh, sebab dasar dari kehidupan manusia untuk bisa menjalani kehidupan ini adalah dengan kesadaran, sadar akan persoalan kemanusiaan, sadar akan lingkungan hidup, sadar dengan segala hal dalam kehidupan ini.

Entah mengapa saya hanya merasa terwakili dengan sikap Rich Brian yang merespon argumen tersebut melalui sebuah karya, bukan dengan cibiran kembali atau bahkan acuh tidak membalas argumen seperti itu. Izinkan saya membahas lagu KIDS dengan sedikit pengalaman. Semoga berkenan.

Been in the studio, i forgot how to sleep
Not tryna make an album they forgot 'bout in a week

Melalui lagu ini, seni bukan lagi menjadi bentuk ekspresi semata, kita bisa melihat bahwa melalui puisi lirik ini seseorang merekam pengalamannya melalui kata-kata, menghabiskan begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran di studio hanya untuk membuat sebuah karya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline