Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Mengenal Misophonia, Kebencian terhadap Suara

Diperbarui: 15 Maret 2017   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misophonia kelainan yang menyangkut kebencian terhadap suara. Sumber: pixel.nymag.com

Kita semua pada umumnya tidak menyukai suara ketika mendengar suara goresan kuku di papan tulis atau suara kursi yang digeser.  Perasaan ini mungkin masih masuk dalam kategori normal.

Namun bagi orang tertentu suara dapat menimbulkan kepanikan, kegelisahan bahkan kemarahan.  Fenomena sangat sensitif  terhadap suara ini dikenal dengan misophonia yang jika dalam kondisi yang parah akan mempengaruhi  kehidupannya.

Mosophonia ini biasanya dipicu oleh suara tertentu seperti suara yang dikeluarkan dari mulut seperti misalnya suara ketika sedang makan, bernafas, mengunyah dan bersiul. Pemicu lainnya adalah suara bayi, suara mobil, suara binatang, suara alat berat, suara TV, radio dll.

Dalam kondisi yang sedang,  penderita misophonia  biasanya merasa gelisah, tidak nyaman, dan benci jika mendengar suara suara tersebut.  Namun dalam kondisi yang berat penderita akan mengalami kemarahan, kepanikan, ketakutan, mengalami stress, dan bahkan ada yang berpikir untuk  bunuh diri.

Kondisi terparah dari orang yang mengalami kelainan ini adalah merasakan akan diserang oleh orang yang mengeluarkan suara tersebut secara fisik, menangis dan lari dari situasi tersebut.

Kelainan ini tentunya akan merubah gaya hidup seseorang dan kehidupannya sosialnya seperti menghindari makan di restoran, makan terpisah dari keluarga ataupun menghindari orang lain.

Apa itu misophonia?

Misophonia yang dikenal sebagai kelainan berupa rasa benci terhadap suara  menyangkut reaksi otak dalam mengolah dan menterjemahkan  suara ini ditemukan sekitar 20 tahun lalu.

Misophonia untuk pertama kalinya berhasil diidentifikasi pada tahun 1997 oleh seorang ahli suara yang bernama Marsha Johnson dan menamakannya dengan 4S atau yang dikenal sebagai 'Selective Sound Sensitivity Syndrome'.

Pada tahun 2000 untuk pertama kalinya dipakai istilah misohonia oleh pasangan peneliti Margaret dan  Pawel Jastreboff dari  Emory University.

Kelainan ini biasanya mulai muncul pada usia 9-13 tahun dan lebih umum terjadi pada  perempuan dan akan bertambah parah dengan semakin bertambahnya usia.  Gejala ini umumnya muncul tiba tiba dan sama sekali tidak ada hubungan dengan kejadian tertentu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline