Lihat ke Halaman Asli

Royke Burhan

Dokter, Goweser

Kiat Cegah Hepatitis Misterius

Diperbarui: 28 Juli 2022   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada lebih dari 100 tipe adenovirus yang telah diidentifikasi dan virus ini adalah penyebab penyakit yang umum dan terutama menyerang mata, hingga saluran cerna. Tapi virus ini juga bisa menyerang liver, saluran kemih dan kelenjar adenoid. (Shutterstock via KOMPAS.com)

Belum terlalu reda ketakutan terhadap pandemi Covid-19, dunia kembali dikejutkan dengan merebaknya kasus Hepatitis pada anak, yang juga dengan risiko kematian. Syukurlah, sejalan dengan merebaknya kasus tersebut, terjadi penurunan yang bermakna terhadap jumlah kasus covid-19 sehingga kita tidak dihantam oleh ketakutan terhadap kedua penyakit infeksi tersebut.

Hepatitis adalah sejenis peradangan (inflamasi) pada liver, biasanya karena infeksi virus. Inflamasi tersebut dapat merusak liver, dan pengobatannya pada beberapa kasus yang merebak akhir-akhir ini membutuhkan transplantasi liver.

Menurut laporan WHO Multi Country Disease Outbreak News on Acute hepatitis of unknown aetiology yang dipublikasikan 23 April 2022, laporan kasus hepatitis tersebut masih terus berlanjut (www.who.int).

Hingga 26 Mei 2022, ada 650 kasus probabel yang sesuai dengan definisi WHO yang dilaporkan dari 33 negara di lima regio WHO dengan 99 kasus masih menunggu untuk diklasifikasikan.

Fakta-fakta epidemiologis

Sebaran kasus sesuai regio WHO bisa digambarkan secara sederhana sebagai berikut:

1. Eropa: 374 kasus (58%). Ada 22 negara yang tergabung pada regio ini dimana 222 kasus (34%) berasal dari Inggris Raya dan Irlandia Utara.
2. Amerika: 240 kasus, termasuk 216 kasus di Amerika Serikat.
3. Western Pacific: 34 kasus
4. South-East Asia: 14 kasus
5. Eastern Mediterranean: 5 kasus.

Beberapa fakta mengenai kasus Hepatitis menurut ECDC (European Centre for Disease Prevention and Control):

1. Sekitar (75.4%) kasus terjadi pada anak <5 tahun.
2. Dari sekitar 156 kasus yang di rawat inap, 22 diantaranya (14.1%) dirawat secara intensif dan 14 kasus (12%) dilakukan transplantasi hati.
3. Secara keseluruhan, 181 kasus dilakukan pemeriksaan, dari berbagai spesimen, terhadap adenovirus dimana 110 kasus diantaranya (60.8%) ditemukan positif. Positivity rate tertinggi bila spesimen pemeriksaannya adalah darah (69.5%).
4. Dari 188 kasus hepatitis yang diperiksa PCR untuk SARS-CoV-2, didapati 23 kasus (12.2%) positif. Pemeriksaan serologi SARS-CoV-2 hanya tersedia pada 26 kasus dimana 19-nya (73.1%) positif.
5. Dari 63 kasus, 53 diantaranya (84.1%) tidak divaksinasi Covid-19.

Gejala

Menurut CDC, gejala standar hepatitis meliputi, "demam, lesu, hilang nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut, kemih warna gelap, feses pucat, nyeri sendi dan ikterus (tampak kuning)."

Menurut Dr. Anupama Kalaskar, seorang pakar infeksi anak pada RS Anak Minnesota di Minneapolis seperti dikutip dari Medical News Today:

"Kami sedang mempelajari kasus-kasus ini dan mencoba memahami setiap kesamaan pada tiap kasus sehingga dapat lebih cepat lagi mengidentifikasinya. Beberapa keluhan sering yang telah dilaporkan adalah adanya diare dan ikterus tanpa disertai panas. Diare adalah keluhan yang cukup sering dialami anak-anak, termasuk infeksi virus dan juga penyakit non-infeksi lainnya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline