Lihat ke Halaman Asli

Memburu Bubur Kacang Ijo

Diperbarui: 22 September 2021   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerobak bubur kang Asep (Dokumen pribadi)


Dengan cekatan, Asep Supriatna memasukkan bubur kacang ijo seciduk demi seciduk ke kantong plastik. Dibantu alat sederhana hasil kreasinya dari kayu dan kawat tebal, tangannya berpindah dari dandang satu ke dandang yang lain(kacang ijo mampir ke santan mencolek ketan hitam), melompat-lompat bak kelinci binal. 

Begitu cakcek(sigap), karena sudah limabelas tahun profesi sebagai penjual bubur kacang ijo ia tekuni. Disamping burjo, gerobaknya juga terisi barisan donat yang berjejer rapi.

Sebelum menekuni dunia burjo, pria asal Banjar Patroman-sebuah wilayah yang dulu bagian dari kabupaten Ciamis, sejak 2003 menjadi kotamadya-Jawa Barat ini jualan es cincau di Gemolong, Sragen, Jawa Tengah. 

Dua tahun cukup baginya bergelut dengan per-cincau-an hingga kawannya membujuk dan mengajarinya untuk pindah haluan berjualan burjo. 

Kenapa burjo? Bukankah kota kelahirannya punya makanan khas yang bisa diperkenalkan ke masyarakat Solo; Renginang Coklat (Rangincok), Mie Lidi, Galedo, Sale Pisang, Kacang Umpet, Otok Owo, Pepes Ikan, Bakso Gawier.

"Bikin Bubur(kacang ijo) gampang, mas", jawabnya singkat seraya terkekeh.

Bubur kacang ijo olahan kang Asep (dokumen pribadi)

Adalah bubur kacang ijo(hijau) kudapan manis gurih paling familiar di jagat kuliner. Sejak dulu, sereal jenis ini terkenal sebagai makanan kesehatan. Karena mampu menghilangkan panas serta pembuang racun tubuh(detoksifikasi). 

Fakta, kuliner ini juga ada dilintasan sejarah negeri-negeri Asia timur raya. Walau ada penambahan isi serta bumbu yang sedikit berbeda dengan di Indonesia. 

Misal, ada yang dicampur beras, potongan singkong(umbi), kacang tanah, dsb. Hal itu mungkin sudah jadi budaya masyarakat setempat. 

Bubur kacang ijo bagian dari diversifikasi bubur di nusantara. Hasil perpaduan antara butiran kacang ijo, santan, gula jawa(merah) ditambah sedikit garam ditohok jahe, daun pandan, kayu manis(cinnamon) dimasak sedemikian rupa hingga terbentuk bentangan letrek-letrek diwadah mangkok. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline