Lihat ke Halaman Asli

Rofinus D Kaleka

TERVERIFIKASI

Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Ke Manakah Sepeda-sepeda di Yogyakarta?

Diperbarui: 23 Agustus 2019   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempatan Gejayan Malam Hari, foto rofinus dk

Pagi Jumat hari ini, 23 Agustus 2019, saya tiba di Adisucipto. Dari bandara saya gegas menuju hotel di sekitar Gejayan.

Suasana sepanjang jalan sudah tampak sibuk di pagi hari itu. Suatu pemandangan khas Yogyakarta yang tidak terlihat lagi saat itu adalah sepeda. Tidak ada satu buah sepeda pun yang saya lihat sedang bergerak  di pagi itu.

"Sepertinya tidak ada sepeda lagi ya mas?" tanyaku kepada sopir taksi.

"Sudah lama mas. Tidak ada sepeda lagi yang memenuhi Kota Yogya," jawab si sopir.

Saya menanyakannya, karena jaman saya kuliah di Yogyakarta di era akhir 1980-an, jalur yang kami lewati pagi itu padat dengan sepeda pedagang dari arah kalasan dan klaten menuju pasar di Kota Yogya.

"Lalu kemanakah sepeda-sepeda itu mas?" tanyaku.

"Dengan sendirinya hilang satu per satu mas. Mungkin disimpan di rumah. Tapi kalau di daerah persawahan masih ada petani yang gunakan sepeda," tuturnya.

"Mungkin inilah dampak kemajuan ya mas," kataku.

"Betul mas. Soalnya, sekarang ini serba mudah. Punya uang Rp. 600.000 sampai dengan Rp. 1.000.000, sudah bisa bawa pulang sepeda motor dengan cara kredit," kata sopir sambil memberi penjelasan.

Obrolan kami putus saat saya tiba di hotel. Kami berpisah. Saya mengurus masuk hotel dan istirahat.

Saat keluar makan siang, saya juga tidak melihat sepeda di jalan raya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline