Lihat ke Halaman Asli

Rizky Wahyudi

Universitas Lampung

Peran Indonesia dalam Perspektif Diplomasi Regional sebagai Upaya Penyelesaian Konflik Laut Tiongkok Selatan di Tengah Tuntutan Negara ASEAN

Diperbarui: 13 Mei 2024   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.pexels.com/id-id/foto/kapal-perahu-sekoci-bahtera-18931086/

Pada dasarnya, perebutan suatu wilayah kekuasaan sering terjadi dari tahun ke tahun dengan melibatkan beberapa negara yang berwenang terhadap wilayah yang bersangkutan, terutama pada Konflik Laut Tiongkok Selatan. Permasalahan ini melibatkan beberapa negara ASEAN seperti Brunei Darussalam, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan China. Permasalahan ini disebabkan karena adanya potensi terhadap sumber daya alam pada Laut Tiongkok Selatan yang masih terjaga, sehingga negara-negara yang menginginkan hal tersebut saling memperebutkan satu sama lain. 

Kebijakan diplomasi pada Indonesia pada bidang pertahanan perlu diwujudkan kerja sama pertahanan agar dapat mewujudkan kedaulatan Indonesia, hal ini telah tercatat dalam konstitunsi bahwasannya kedaulatan negara sepihak tidak dapat diklaim oleh negara lain. Pada beberapa penelitian, tidak dijelaskan secara detail terkait pola dan tantangan kebijakan diplomasi antar regional, terutama pada Laut Tiongkok Selatan. Permasalahan ini disebabkan karena masih banyaknya kapal-kapal asing yang menangkap ikan pada daerah perairan Laut Tiongkok Selatan sehingga hal ini perlu ditegakkan kembali terkait wilayah perairan tersebut.

Sumber daya yang berada pada Laut Tiongkok Selatan masih terjaga pada pertumbuhan perairan nya, jenis-jenis perikanan yang berada pada wilayah tersebut masih terjaga dengan baik, sehingga hal ini dapat digunakan sebagai perkembangan daerah maritime dengan memanfaatkan sumber daya laut nya. Terutama pada sumber daya ikan demersal, terdapat 98 jenis ikan demersal yang berada pada wilayah perairan dengan keberadaan pada jenis pada setiap kelompok nya berada pada persentase yang tinggi di. Sebagaimana pada negara-negara yang bersangkutan, sumber daya ikan ini dapat dikembangkan dengan baik jika mereka mendapatkan kekuasaan dari wilayah perairan tersebut sehingga pada daerah maritim pada suatu negara tersebut memiliki pertumbuhan yang pesat pada pengolahan perairan di suatu negara.

Permasalahan tersebut membuat negara-negara yang berada pada wilayah kekuasaan tersebut khususnya pada negara ASEAN, membuat konflik yang perlu ditangani dengan serius. Karena negara-negara ASEAN memilki hubungan antar satu sama lain terhadap permasalahan yang dialami, karena negara-negara tersebut telah menjalin sebuah kerjasama dan kesepakatan terhadap satu sama lain. Sehingga hal ini perlu diselesaikan secara de facto dan de jure agar tidak terulang kembali konflik perebutan wilayah kekuasaan seperti ini.

Sehingga dalam perspektif ini, setiap negara memiliki rasa ketidakpastian terhadap keamanan negara mereka sehingga terciptanya paradigm realis yang memandang kemampuan nasional adalah kemampuan untuk memberikan perlindungan fisik dari ancaman luar, sehingga kita perlu memerhatikan langkah-langkah yang kita buat dalam pengambilan keputusan sehingga suatu negara dapat terhindari dari ambivalensi yang dimana sebuah ancaman yang berada pada suatu negara akan menjadi sebuah dilemma keamanan (security dilemma).

Sehingga hal tersebut memerlukan suatu upaya terhadap konflik laut tiongkok selatan dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Kemudian hal ini dapat digunakan sebagai langkah dalam pengambilan keputusan terhadap kerjasama antar negara khususnya negara-negara anggota ASEAN. Sehingga memiliki kepedulian satu sama lain tentang pertahanan dan strategi dalam penyelesaian konflik yang berada pada negara masing-masing dengan melibatkan satu sama lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline