Lihat ke Halaman Asli

Rizky Hadi

Anak manusia yang biasa saja.

Tidur Saja Berpahala, Apalagi Beraktivitas

Diperbarui: 28 April 2021   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

edited by canva

Sewaktu kecil, saat mengaji sore di surau dekat rumah, hal yang paling dinantikan ialah ceramah Pak Ustad. Biasanya ceramah Pak Ustad ini menyangkut tentang pentingnya berpuasa, manfaatnya, hingga hal-hal yang dapat menghasilkan pahala berlebih. Anak-anak selalu mendengarkan dengan takzim. Beberapa dari kami selalu mencatat setiap perkataan dari Pak Ustad.

Sore demi sore dilewati untuk mengaji, menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Bersama dengan teman-teman yang masih lugu tingkah lakunya. Sampai suatu ketika Pak Ustad mengeluarkan satu hadits yang sampai sekarang masih melekat dalam ingatan. Kira-kira hadits tersebut berarti begini:

"Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni." (HR Baihaqi)

Hadits tersebut yang dahulu menyebabkan bersemangat puasa. Bagaimana tidak? Di bulan mana lagi coba tidur bisa dapat pahala. Awal-awal berpuasa dahulu, isinya cuma tidur. Kalau bisa dibuat presentase ya 30% aktivitas sedangkan 70% tidur. Sleeping is number one, kalau kata anak zaman sekarang. Sampai-sampai ibu saya menggerutu, "Poso mek tura-turu. Jan ora paedah blasss...." (Puasa kok tidur terus. Enggak ada faedahnya).

Saya pun dengan lugunya menjawab, "Timbang ngluyur terus, mengko marai ngelak." (Ketimbang main terus, nanti malah cepat haus).

Kalau sudah seperti itu, ibu saya pasti akan ceramah seperti pak ustad. Saya pun hanya mendengarkan sembari menguap. Tidak baik dicontoh perbuatan seperti itu, hehe .... dinasehati orang tua malah menganggap sepele.

Namun itu dahulu sewaktu masih anak-anak yang dikasih ilmu tidak ditelaah jauh. Yang hanya mengambil setengah-setengah apa yang dikatakan seseorang. Namanya juga anak-anak yang dunianya selalu menginginkan kemudahan.

Semakin berjalannya waktu dan semakin bertambahnya pengalaman dan usia, saya jadi lebih mengerti tentang hadits tersebut. Tidurnya orang puasa adalah ibadah dan diamnya adalah tasbih. Sederhananya begini, jika tidurnya seorang berpuasa ialah ibadah, apalagi kita bangun untuk melakukan kegiatan positif seperti mengaji, menebar kebaikan, pokoknya melakukan hal yang positif. Pasti akan bertambah amal ibadah kita.

Kemudian jika diamnya orang berpuasa adalah tasbih, apalagi kita bergerak untuk bekerja mencari nafkah buat anak istri, pasti berlipat-lipat pula pahala yang akan kita dapatkan. Belum lagi kita memberi kebahagiaan untuk orang lain. Bersedekah misalnya.

Akan tetapi, hadits tersebut sering dipolitisasi oleh sebagian orang sebagai pembenaran untuk ajang bermalas-malasan. Hasilnya banyak orang yang lebih banyak tidur saat berpuasa. Hal ini sangat tidak dibenarkan. Adab orang berpuasa ialah tidak memperbanyak tidur saat pagi hingga sore. Boleh tidur pada siang hari, tapi jangan lama-lama. Pokoknya cukup untuk menghilangkan penat saja, satu jam cukup. Selanjutnya lanjut beraktivitas kembali.

Untuk seorang yang bekerja, tentunya membutuhkan tidur untuk mengembalikan tenaga. Jadi, disarankan untuk mengistirahatkan seluruh anggota tubuh (tidur) pada siang hari. Tapi kembali lagi, jangan lama-lama. nanti ketinggalan waktu dhuhur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline