Lihat ke Halaman Asli

Dampak Perekonomian di Tengah Bawah Covid-19

Diperbarui: 30 Oktober 2020   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Severe Acute Respiratory Sayndrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2) atau virus corona merupakan jenis virus yang menyerangs system pernapasan. Penyakit ini lebih dikenal dengan Covid-19 yang mengakibatkan orang yang menderita penyakit ini akan mengalami batuk, gangguan pernapasan, demam dan yang membahayakan penyakit ini bisa mengakibatkan kematian.

Virus ini muncul pertama kali di Kota Wuhan, Cina tepatnya di sebuah pasar penjualan hewan pada akhir Desember 2019. Peneliti meyakini inang dari virus covid-19 berasal dari kelelawar yang menjadi salah satu makanan favorit warga Cina.

Virus ini sangat cepat menular dan telah menyebar hamper ke semua negara, termasuk Indonesia. Saat ini, masalah akibat dari Covid-19 ini tidak hanya persoalan Kesehatan namun juga menyangkut perekonomian global. Dampak cukup besar ini di rasakan semua negara salah satunya negara Indonesia, adanya pandemic Covid-19 membuat melemahnya sector ekonomi.

Di negara Indonesia, dalam rangka mengatasan penyebaran Covid-19 sudah gencar dilakukan oleh Pemerintah mulai dari pembatasan fisik sampai menjadi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Menurut Pemenkes Nomor 9 Tahun 2020, PSBB adalah singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar, peraturan yang diterbitkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19 agar bisa segera dilaksanakan di berbagai daerah.

Menurut penelitian Driven Innovation Lab Singapore University Of Technology And Design prediksi usainya pandemic Covid-19 di Indonesia akan usai dalam 3 waktu. Yaitu 97 % di 7 Juni 2020, 99% di 29 Juni 2020, dan 100% di 7 September 2020. Sedangkan untuk seluruh dunia, penelitian ini memperkirakan Covid-19 akan selesai pada bulan Desember 2020.

Kelumpuhan pada segi ekonomi semakin parah dengan adanya penguncian (Lockdown) terhadap seluruh aktivitas ekonomi. Penguncian ini seluruh aktivitas perekonomian akan mempercepat peningkatan jumlah pengangguran karena banyak karyawan yang di PHK serta indusri jasa di dunia semakin terpuruk.

Ada sektor-sektor relevan yang justru keadaanya membaik. Contohnya sektor medis dan Kesehatan, perdagangan online atau e-commerce sampai fast moving consumer goods (FMGC) seperti obat-obatan, barang elektronik, produk makanan dan minuman kemasan.

Produk FMGC sangat kuat saat offline kini harus beralih distribusinya menjadi sistem online. Beberapa produk mulai beradaptasi dengan penjualan via e-commerce, yang ternyata mengalami kenaikan yang signifikan.

Di tengah berkecambuknya kehidupan masyarakat karena adanya virus Covid-19 ini menbuat semua orang hidup dalam keidakpastian global, maka dari itu kita harus memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan menciptakan ide bisnis yang sesuai dengan situasi dan kondisi untuk saat ini,

Bahkan negara lain harus merespon perubahan ini dan adanya persaingan teknologi. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh kepentingan politik global, mulai dari sektor swasta, akademisi hingga masyarakat sipik sehingga tantangan pandemic Covid-19 di era revolusi industry 4.0 saat ini dapat dikelola menjadi peluang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline