Lihat ke Halaman Asli

Menghadapi Pelaku Pelecehan Seksual Samar-samar

Diperbarui: 30 November 2022   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pelecehan seksual. (Foto: Josephus Primus via kompas.com) 

Pernah berhadapan dengan peleceh seksual? Saya pernah. Tiga kali malah. Ketiga orang ini menjalankan aksinya dengan halus, sehingga tidak akan terdeteksi meski berada di keramaian.

Hanya orang atau korban yang menjadi sasaran pelecehanlah yang tahu dan merasa, orang kurang ajar ini sedang merendahkan kita/mereka.

Baiklah, saya akan kisahkan. Kebetulan semua kejadiannya di kendaraan umum.

Yang pertama, waktu saya naik Transjakarta. Saya lupa rutenya. Tapi saat itu penumpang cukup padat, hanya saja tidak berdesak-desakan. Seorang penumpang laki-laki masuk dan berdiri di depan saya. O ya, saya dapat tempat duduk.

Tidak berapa lama, lutut dia menyentuh lutut saya. Saya merasa risih, tapi saya diamkan. Saya berupaya agar posisi dia agak jauh dari saya. Jadi, saya memajukan kaki (sepatu) saya.

Tapi orang ini tetap bisa mengakses lutut saya, beberapa kali. Saya mulai marah dan menantang dia dengan menatap mukanya. Waktu itu saya belum tahu kalau ada 'larangan' menatap mata pelaku pelecehan seksual.

Upaya ini juga tidak berhasil membuat laki-laki ini menghentikan aksinya. Akhirnya saya meminta ke penumpang di sebelah saya untuk bertukar tempat duduk. Beliau seorang lelaki tua atau kakek-kakek. 

Syukurlah beliau mau, dan setelah itu posisi si peleceh berhadapan dengan bapak di sebelah saya. Saya masih ingat betapa marahnya saya waktu itu dan ingin segera menampar orang ini. Tapi entah kenapa, hal itu sulit sekali saya lakukan.

Sejurus kemudian, dia berjalan ke arah pintu dan turun di halte berikutnya.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline