Lihat ke Halaman Asli

Rita Yuliza

Guru IPA SMPN 9 SUNGAI PENUH

Teknologi Sederhana Siswa SMPN 9 Sungai Penuh dalam Memahami Pola Fikir Alexander Graham Bell

Diperbarui: 17 Oktober 2022   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alexander Graham Bell adalah seorang ilmuan, pencipta dan pendiri perusahaan telpon bell. Selain karyanya dalam teknologi telekomunikasi, ia juga menyumbangkan kemajuan penting dalam teknologi penerbangan dan hidrofil.

SMP Negeri 9 Sungai Penuh adalah salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama yang terletak di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Meskipun sebagian besar siswa di SMPN 9 Sungai Penuh Multi kultural dan berasal dari keluarga dengan perekonomian sederhana, namun Prestasi anak-anak di sekolah ini patut diperhitungkan.  

Anak-anak mengidolakan para ilmuan dan tak sedikit dari mereka terinspirasi dari ilmuan tersebut dan kemudian mengikuti jejaknya, salah satu diantaranya adalah Novindo kurniawan, alumni SMPN 9 Sungai Penuh ini sekarang menjadi mahasiswa kedokteran hewan di IPB, novindo tercatat sebagai lulusan SMPN 9 Sungai Penuh Pada tahun 2018 dulunya adalah peneliti muda di SMPN 9 Sungai Penuh, salah satu penemuannya adalah Moluskisida Hayati yang memanfaatkan limbah Kol. 

Dalam penelitian ini Novindo dan Rekan-rekannya mendapatkan Juara 1 Lomba Penelitian Ilmiah Remaja. Berangkat dari itu semua, Novindo pun lantas bercita-cita menjadi dokter hewan, dan sekarang impiannya pun sudah didepan mata, Novindo juga berasal dari keluarga yang sederhana, namun tidak ada yang tidak mungkin jika kita berusaha.

Terlepas dari itu semua SMPN 9 Sungai Penuh selalu berusaha memberikan pendidikan dan pengalaman terbaik bagi siswa-siswi nya, baru-baru ini misalnya, dalam mata pelajaran Teknologi Informasi, Siswa SMPN 9 diberikan pengalaman/praktek langsung untuk membuat "Alat Komunikasi Sederhana Berupa Bell". Mata pelajaran ini diajarkan oleh ibu NELVA YENI yang diajarkan pada kelas VIII. 

Dimana beliau menugaskan anak-anak untuk merancang sendiri bell mereka menggunakan alat-alat yang ada disekitar siswa, bahkan beberapa siswa menggunakan limbah kaleng sebagai salah satu alat dan bahan pembuatan bell tersebut. Ketika di tanyakan, mengapa ibu Nelva memilih praktik ini sebagai praktik pengalaman langsung, beliau menjawab "Hal ini saya laksanakan juga sebagai bentuk dukungan saya pada kurikulum merdeka, dimana anak-anak bebas memilih praktik sederhana apa yang mereka ingin lakukan, setelah melakukan asesmen diagnostik lewat wawancara, ternyata anak-anak mengidolakan Alexander Graham Bell, jadi saya berinisiatif melaksanakan praktek ini, selain itu tipe belajar siswa yang saya lihat dominan ke kinestetik, jadi saya rasa sangat tepat sekali dengan memperkenalkan anak-anak untuk bersentuhan langsung dengan alat dan bahan yang akan mereka gunakan, dan alhamdulillah sejauh yang saya lihat, praktik baik ini berlangsung dengan sangat luar biasa sesuai dengan yang saya harapkan" Imbuhnya

Berikut adala dokumentasi praktek pembuatan bell sederhana :

DOKUMENTASI PRAKTEK 





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline