Lihat ke Halaman Asli

Dananto Riski

Belajar dari masa ke masa

Ikhtiar Percepat Ketahanan Pangan dengan Wakaf Sawah Produktif

Diperbarui: 1 Maret 2021   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertanian merupakan sektor yang memberikan andil besar dalam menopang perekonomian nasional, utamanya pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Menyambut semangat membangun kemandirian ekonomi di bidang pangan, Global Wakaf -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) membuat trobosan Program Wakad Sawah Produktif (WSP) bagi petani lokal di beberapa daerah.

Di Jawa Tengah program WSP untuk kloter pertama diberikan kepada 50 petani aseli warga Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora pada Jumat (26/2). Program WSP sendiri adalah optimalisasi dana wakaf yang diperuntukan bagi kepentingan kedaulatan pangan berbasis pertanian padi di lahan sawah produktif.

Menurut Wahyu Nur Alim selaku koordinator WSP menjelaskan bahwa program akan fokus pada bantuan permodalan, sarana dan prasarana hingga ke pendampingan teknis pertanian. "Para petani akan dibantu dalam pemenuhan sarana produksi hingga memberikan jaminan pasar produk hasil panen dengan harga kompetitif melalui off taker terbaik dari Global Wakaf -- ACT," ungkap Wahyu.

Program ini diyakini mampu meningkatkan perekonomian para petani Indonesia dengan menargetkan pemanfaatan Wakaf Sawah Produktif seluas 5000 hektar di berbagai wilayah jangakauan.

Wahyu menambahkan, "Harapannya kemiskinan semakin berkurang kemudian system ini mampu mengganti praktik-praktik pembiayaan modal yang berasal dari utang/ riba atau tengkulak yang telah mengakar di masyarakat. Kita ingin mengubahnya menjadi modal yang berlandaskan instrumen syariahz berbasis wakaf produktif."

Dalam program WSP ini terdapat beberapa pemangku kepentingan yang akan saling terhubung menurut Hamas Rausyanfikr dari Tim Program ACT Jawa Tengah. Diantaranya yang pertama, Global Wakaf-ACT sebagai lembaga yang menyalurkan dan mengoptimalkan dana wakaf tunai ke sektor pertanian produktif berbasis pangan pokok. Kedua, Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) sebagai mitra capacity builder dan monitoring pelaksanaan program mulai dari asesmen lahan hingga pendampingan. Ketiga, para petani sebagai penerima manfaat utama dari dana wakaf yang dikelola. Lalu, dalam tahap akhir, pengelolaan hasil pertanian tersebut akan didistribusikan ke Lumbung Beras Wakaf.

Produktivitas lahan wakaf menjadi jalan yang bisa diwujudkan dan produksi pangan ke depan bisa dikembangkan. Tentunya dengan kolaborasi antara nazhir wakaf, korporasi dan ahli dalam bidang pertanian.


Maslahat lahan wakaf dalam komoditas pangan juga dapat membantu para petani terlepas dari sistem ijon. Dengan memangkas sistem ijon dan kolaborasi antar penggerak, tentu akan membantu stabilitas harga di masyarakat karena mampu memangkas proses niaga yang panjang dan merugikan. "Kolaborasi ini sekaligus menjadi perwujudan nyata dari gerakan "Bangkitkan Sejatinya Bangsa" di mana semangat kegotongroyongan dan optimisme menjadi bahan bakar dalam menjalani masa darurat akibat pandemi Covid-19," pungkas Hamas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline