Lihat ke Halaman Asli

Riskawati

Mahasiswi

Penawar Kesulitanku?

Diperbarui: 30 April 2024   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tulisan ini adalah tulisan biasa karena penulisnya pun orang biasa. Tak ada kesempurnaan yang penulis miliki, hanya saja berusaha untuk saling menguatkan kepada sesama, ya walaupun dalam keadaan....

Mungkin anda yang sedang dan akan membaca tulisan ini hingga habis yang sebenarnya sudah tahu bahkan sangat tahu dan paham betul terkait persoalan ini. Pertanyaannya, kalau penulis berasumsi demikian, lantas mengapa ditulis lagi? Mengapa bukan bahas persoalan yang lain?

Hmmm... Benar juga ya. Itu karena penulis adalah manusia biasa. Penulis tidak banyak ilmu. Penulis hanya ingin bermanfaat setiap waktu dengan ilmu yang dimiliki secuil apapun itu. Karena, penulis pun punya asumsi lainnya, yakni mungkin tulisan ini akan dibaca oleh orang yang tepat.

oo iya, sebelumnya terima kasih yah sudah mau buka tautan tulisan biasa ini. Dan, sangat terima kasih atas kemauannya untuk membaca ini. Serta, mohon maaf jika bahasannya kurang bahkan tidak menarik dan jika ada kesalahan penulisan. Kritik dan saran yang membangun, insha Allah diterima dengan senang hati.

Selamat membaca...

"Maka, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah : 5-6)

Setiap insan pasti pernah merasakan kesulitan dalam menjalani kehidupan, baik itukesulitan yang kecil sampai yang terbesar menurutnya. Kesulitan apa saja yang anda alami hingga saat ini, apakah begitu sulit untuk keluar dari masalah itu? Apakah anda percaya bahwa Allah SWT memiliki pertolongan yang begitu luas bagi setiap hamba-Nya.

Namun, kemudahan atau pertolongan Allah itu tidak datang secara cuma-cuma. Tentu dibutuhkan hal atau istilahnya syarat untuk mendapatkannya. Sekurang-kurangnya ada 3 syarat yang perlu diketahui dan diamalkan. Pertama, ikhtiar dan kerja keras. Kedua, sabar dulu, sabar lagi, dan sabar terus dalam menjalani dan mengatasi masalah atau kesulitan itu. Ketiga, tawakkal dan selalu optimis bahwa kesulitan itu akan dilalui secepatnya. Mengapa harus berusaha dan kerja keras terlebih dahulu baru mendapatkan kemudahan itu? Ya, karena tanpa usaha Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan. Dalam Al-Qur'an sudah jelas kalimat-Nya "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri, dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (Q.S Ar-Rad: 11)

Kemudian, mengapa kita harus sabar? Jika anda percaya dengan pertolongan Allah maka sabar bagimu adalah hal yang istimewa dan penuh makna, sebagaimana sesuai dengan firman-Nya "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (Q.S Al-Baqarah: 153).

Dan, mengapa kita harus optimis? Karena Allah sesuai dengan perasaan hamba-Nya. Jika berhusnuzon pada Allah, maka Allah juga akan berprasangka baik kepada kita, jika percaya pada Allah bahwa Allah akan menolong kita maka Allah akan berikan. Jika doa kita masih saja belum diijabah oleh-Nya, yang kita lakukan tentunya bukan suudzon pada Allah, melainkan selalu introspeksi diri apa yang kurang mungkin dari ikhtiar, sabar diperbanyak, ibadah dimaksimalkan dan sebagainya.

Siapapun yang membaca tulisan biasa ini dan sedang dalam ujian-Nya semoga selalu diberikan ketabahan dan kekuatan oleh Allah SWT. Sabar, Allah tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya, Allah lebih tau kapan waktu terbaik untuk kita menerima hal baik itu setelah menjalani ujian-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline