Lihat ke Halaman Asli

Ris Socious

Freelance

Tahun Baru dan Patologi Sosial

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Merujuk wikipedia tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Tahun baru menarik untuk diamati dari tahun ke tahun, bukan hanya pergantian secara numerik/angka tetapi gejala akut sosial yang terjadi di masyarakat. Sepertinya memang perayaan atau tradisi menyambut tahun baru khususnya di Indonesia sudah menjadi habitusatau kebiasaan, meminjam istilah Sosiolog Prancis, Pierre Bourdieu.

Secara singkat, bahwa perayaan tradisi tahun baru sebagi konsekuensi yang mengadopsi kelender gregorian seperti mayoritas yang dilakukan oleh negara dunia lainnya. Dalam konsep psikologi sosial, tidak terasa waktu terus berlalu dan sebentar lagi akan memasuki etafe tahun baru 2014. Manusia memang terkadang tidak menyadari waktu yang dipergunakan, oleh karena berbagai rutinitas dan profesi yang digeluti dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis hanya sejenak meng-ekspresikan gejala atau fakta sosial menyambut tahun baru dimana bukan hanya euforia yang muncul di dalamnya, tetapi memunculkan patologi sosial bagi kehidupan sekitar. Patologi sosial secara sederhana biasa disebutkan sebagai jenis penyakit sosial yang berefek negative terhadap orang lain maupun diri sendiri. Semalam ketika berkunjung di salah satu warkop melihat insiden kecil tetapi kumaknai cepat insiden tersebut,hehe. Insiden tersebut adalah telah kehilangan sebuah Helm dan selang lama kemudian tanpa bermaksud berburuk sangka (so’udzon) datang seorang pemuda yang menawarkan HP Nokia Merk Lumia, terlintas dipikiranku mungkin untuk perayaan tahun baru,hehe..

Adapun fakta dan gejala sosial yang kualami tepatnya malam dini hari tadi pukul 03.00, ada 2 orang pemuda yang mengintai ingin masuk ke dalam rumah penulis, tetapi beruntung beberapa warga yang meneriaki sebagai pencuri dan ada seorang polisi yang ingin membekuk pencuri tersebut.

Sepertinya berlakulah hukum teori tuntutan kehidupan yang dimana seseorang akan kehilangan rasionalitas demi untuk mencapai tuntutan dan keterdesakan kebutuhan ekonomi. Fakta atau gejala sosial tersebut hanyalah contoh sebagian kecil yang dialami oleh penulis dan saya yakin banyak contoh yang lainnya yang tak kalah lebih besar membahayakan maupun merugikan seseorang.

Selamat Ber-Resolusi dan Menyambut Tahun Baru 2014 ^_^




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline