Lihat ke Halaman Asli

Riris IndriRahmawati

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Senja dan Dia

Diperbarui: 4 Desember 2022   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu, hari dimana aku bertemu dengan doiku setelah beberapa bulan tidak bertemu. Langit sangat cerah seakan tau apa yang kurasakan, perasaanku semakin menggebu-gebu tidak sabar ingin bertemu dengan orang tersayangku.

Pada pukul 4 sore, doiku menjemputku ke rumah dan mengajakku pergi ke pantai. Sesampainnya di pantai, aku benar-benar dibuat takjub dengan pemandangan yang ada di depanku. Senja itu menyambutku dengan indah seindah doiku.

"Indah banget ya langit sore ini" kata doiku.

Lalu aku menjawab "iya, indah seperti kamu hehe."

Doiku tersenyum dan mengelus rambutku, aku tersipu malu dan seketika pipiku merah semerah bibir tetanggaku.

Kami berdua memutuskan untuk duduk di pinggir pantai untuk menikmati pemandangan yang sudah lama tidak kami rasakan. Burung-burung berlalu lalang dipadukan dengan angin sepoi-sepoi membuat kami berdua sangat menikmati suasana saat itu.

Dalam keheningan doiku menyeletuk "kamu jangan seperti senja ya, indah namun hanya sesaat".

"hah? gimana maksudnya?" tanyaku kaget.

"eh enggak, maksudnya tetep temenin aku terus sampai kapan pun" jawab doi dengan nada sangat lembut.

Sore itu menurutku benar-benar hari yang indah serasa dunia milik berdua. Ku senderkan kepalaku di pundaknya, terasa nyaman dan tenang seperti hilang semua beban yang kurasakan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline