Fungsional dalam kalimat meliputi subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (PEL), dan keterangan (KET). Fungsional inilah yang melakat pada sebuah kalimat. Kalimat setidaknya membutuhkan fungsional (S), dan (P) dalam terbentuknya sebuah kalimat. Perihal yang menarik untuk kita uraikan adalah apakah fungsional (P) selalu menduduki kategori kata kerja (V) verba?.
Kebanyakan orang pasti mengatakan predikat itu kata kerja. Namun, kenyataannya predikat tidak selalu menduduki kategori kata kerja. Predikat merupakan bagian dari klausa yang memberikan informasi tentang subjek. Pengertian tersebut dapat dijelaskan melalui kalimat ini Warga sekitar mendemo kepada desa baru.
Pada kalimat di atas kata Warga sekitar yang berkategori N (nomina) mempunyai fungsional sebagai S. mendemo berkategori V yang berfungsi sebagai P. kata mendemo menjelaskan terhadap apa yang dilakukan subjek yaitu warga sekitar. Sehingga, dalam menentukan predikat tentunya kita harus mengetahui subjek kalimat tersebut terlebih dahulu.
Perihal contoh di atas, yang harus kita pahami bahwa predikat tidak selalu menduduki kategori kata verba (V), namun bisa nomina (N). Predikat menduduki kategori nomina dapat kita lihat sebagai berikut. Saya itu pemikir, pada kalimat di samping saya itu mempunyai fungsi sebagai S, sedangkan pemikir menduduki fungsional P. kata pemikir mempunyai kategori N (nomina). Salain itu, selaian N (nomina) predikat bisa menduduki kategori kata Num (Numeralia). Pada kalimat Kaki kursi itu empat, kaki kursi itu mempunyai fungsional sebagai subjek, sedangkan empat menduduki fungsional predikat yang berkategori kata Numeralia (Num).
Berdasarkan pemaparan singkat di atas, dapat kita simpulkan bahwa predikat merupakan bagaian dari klausa yang menerangkan tentang subjek. Selain itu, fungsional predikat tidak selalu menduduki kategori kata Verba (V) namun bisa menduduki nomina (N), numeralia (Num), dan berserta kategori lainnya. Sehingga, pemahaman kita berubah bahwa predikat tidak selalu menduduki Verba (V).