Lihat ke Halaman Asli

Bara Tanpa Titik

Diperbarui: 18 Agustus 2022   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah menabur bunga mawar yang warnanya kemerahan..
Seletah matanya terpejam hingga aku tidak tau kapan lagi mata ini saling bertatapan..
Jika kekinian jarak  bukan lagi soal ukuran kilometer, pantas kah kita dipertemukan kembali oleh Tuhan..

Puluhan sesal membatu bersama asa menyatu
Getaran nafas tak bisa diatur..
Kini semesta telah menegur agar bercanda tidak harus penentu..

Bara telah pergi hingga baunya tak tercium..
Saat tidung maaf telah membahu menjadi desakan rasa baru..
Memesan takdir memang harus bersabar bersama konsistensi dalam debar..

Pikirku begini meski orang pikir begitu..
Jalan raya jadi saksi ketika patahan kaki menapaki..
Coba berhenti dan resapi detik yang terjadi..
Bara mohon jangan pergi lagi..

Kejadian yang masih sangat aku ingat 4 tahun silam itu saat menuliskan kisahmu di blog pribadiku 13 Februari 2016.

12:30 PM. 

Tepat waktu itu kami sepulang sekolah, sebut saja namanya Bara dia kekasih ku. 

Kami sudah berpacaran sejak di bangku SMP dan kami adalah salah satu Best Couple julukan dari semua teman-teman yang ada disekolah ku.

Kalau pun kita tidak satu sekolah Bara selalu punya 1001 cara agar dapat masuk kedalam sekolah dan duduk di dalam kelas ku. 

Obsesi nya hanya untuk sekedar meluangkan sejenak bertemu dengan ku bahkan saat bel masuk sekolah berbunyi.


Padahal Bara sudah dua kali mendapatkan peringatan untuk tidak mengendap masuk ke dalam lingkungan sekolah lain tanpa seizin satpam atau guru yang sedang piket saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline