Lihat ke Halaman Asli

Rifqi Asha

Mahasiswa Film dan Televisi Universitas Pendidikan Indonesia

Mise en Scene dalam Film Dokumenter 'Pengasuh ODGJ, Pengasih Kehidupan'

Diperbarui: 12 Januari 2023   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Kerah Biru: Pengasuh ODGJ, Pengasih Kehidupan

Mise en Scene merupakan ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan seluruh aspek visual yang ada pada saat memproduksi film atau pertunjukan teater. Seperti setting, properti, aktor, kostum yang digunakan, lighting, dan lain-lain. Semua yang muncul di dalam frame merupakan bagian dari mise en scene.

Mise en scene merupakan suatu hal yang penting yang terdapat dalam elemen sinematik yang terdapat dalam film. Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan agar film yang di produksi dapat memberikan kesan dramatis di setiap alur cerita.

Dalam film dokumenter berjudul ‘Pengasuh ODGJ, Pengasih Kehidupan’ yang dibuat oleh tim asumsi ini menceritakan kakak beradik bernama Suhartono dan adiknya Suharyono. Mereka merupakan adik kakak yang dalam hidupnya mengabdikan dirinya untuk menjadi pengurus serta perawat di Yayasan Jamrud Biru dimana itu merupakan panti sosial disabilitas mental yang berada di kota Bekasi.

Menjadi pengurus serta perawat ODGJ selama lebih dari 20 tahun tidak membuat mereka menyerah dengan keadaan. Mereka tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya untuk tetap memastikan para pasien yang berada di yayasan Jamrud Biru bisa berangsur pulih dengan sakit yang dideritanya.

Film yang dibuat pada pertengahan tahun 2022 ini, telah ditonton lebih dari seratus ribu viewers di channel youtube asumsi.

Disini penulis akan memaparkan berkenaan tentang mise en scene yang ada pada film ini.

Setting

Setting untuk tempat dalam film ini berlokasi di kota Bekasi, tepatnya berada di kelurahan Mustikasari kecamatan Mustika Jaya. Dilihat dari segi tempat sendiri, setting tempat berada di dalam ruangan tertutup yang tidak terlalu besar dimana tempat tersebut menjadi tempat dimana para pasien orang dengan gangguan jiwa direhabilitasi.

Dikarenakan tempatnya sendiri yang tidak terlalu besar dan luas, membuat pengambilan gambar dalam film ini terlihat seperti disitu-situ saja. Yang membedakannya hanya kegiatan atau aktivitas para pasien seperti ketika mereka makan, berdoa, dan mandi.

Kemudian untuk setting tempat dan penataan artistik dimana narasumber memaparkan penjelasannya saya kira sedikit kurang diperhatikan. Pendapat pribadi saya karena mungkin memang ingin memperlihatkan tempat tersebut secara natural seperti apa adanya yang ada di dalam yayasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline