Lihat ke Halaman Asli

Ribka Hutauruk

blogger, dreamer

Privileged Tidak Sepenuhnya Baik

Diperbarui: 7 Juni 2020   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Netijen akhir-akhir ini netijen seluruh dunia sedang membahas sekaligus meributkan tentang privileged.

Privilege sendiri artinya adalah hak istimewa yang dimiliki oleh seseorang.

Jika kamu bisa sekolah, kuliah, bahkan menganggur hari ini dan tidak pusing memikirkan besok mau makan apa, maka itu termasuk ke dalam privilege.

Jika kamu bisa bilang ke presiden wah harus lockdown nih satu Indonesia, sedangkan kamu besok ga usah mikirin mau makan apa sementara yang lain tidak tau mau tinggal dimana setelah lockdown, maka kamu termasuk memiliki privilege.

Vincent Martell menuliskan "white people be like how can i be privileged my parents got divorced"

Sedangkan Jerome Polin Sijabat menuliskan "Ada orang sukses / hidupnya enak, dibilang privilege2 mulu. Sedangkan ketika diri sendiri gak sukses, alasannya karena gak dapet privilege. Privilege matters, but effort also matter. Gak sedikit kok orang sukses yang awalnya gak punya privilege."

Saya prbadi setuju jika privileged benar-benar berperan dalam kehidupan karir seseorang. Jika seseorang punya bapak/ibu yang cukup berpengaruh pasti orang-orang akan segan, malah cendrung membantu orang tersebut. Tapi jika orang itu bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa, orang akan cendrung memandang sebelah mata. Malah tidak memandang orang itu ada.

Baiklah mari kita bahas kenapa orang-orang yang mempunyai banyak privileged itu beruntung? Karna mereka mempunyai wajah yang good looking, uang yang cukup, otak yang cerdas. Itu jelas merupakan sebuah privileged. Nah bagaimana dengan orang-orang yang tidak mempunyai banyak uang, wajahnya pas-pasan (cendrung jelek, maap) dan otak yang biasa aja? Bisa dibilang mereka ada di kelas menengah.

Lalu ada akun bisnis yang membahas anak seorang Tukang becak yang kebetulan bisa sekolah S3 ke Birmingham. Ya tentu saja kebetulan anak tukang becak ini mendapatkan spot light saat itu dari Presiden RI karna dia lulus dari S1 dengan cumlaude dan kemudian bisa dapat beasiswa S3 ke Birmingham. Coba seandainya anak tukang becak tersebut tidak mendapat perhatian dari Presiden, apakah dia tetap akan mendapatkan beasiswa? Ya karna memang banyak sekali orang pintar di negara ini yang tidak mendapat perhatian dari negara, sampai mereka kadang tidak punya pekerjaan yang sekeren orang-orang yang mempunya privileged.

Tapi apakah ada jaminan orang yang mempunyai banyak privileged seperti kaya raya, bisa tidur nyenyak pada malam hari? Lucunya saya perhatikan kebanyakan orang yang bisa membeli kasur yang mahal, dekor kamar dengan isi yang cukup mahal malah susah tidur.

Orang yang mempunyai paras yang cakep atau cantik, apakah mereka merasa beruntung? tentu saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline