Lihat ke Halaman Asli

INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)

Cimahi, 1 Mei 1994. Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

[Puisi Makna] Menggema dalam Keabadian

Diperbarui: 21 Agustus 2023   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berdoa (Pixabay.com, kreasi: andsproject)

Rintih seorang hamba
Munajat doa tercipta
Diantara rembulan terang
Sang hamba meneteskan
Butiran air mata mengkilap
Sang hamba menengadah
Penuh harap

Ya Rahman Ya Rahim
Aku Rida diperlakukan demikian
Jika Engkau pun Rida pada hamba
Melalui bukti nyata ketulusan
Oleh penerimaan dengan tindakan
Bukan sebatas kata-kata semata

Ya Malikul Quddus
Walau segala tindakku dimata mereka
Bukan sesuatu yang amat berharga
Hamba yakin seyakin-yakinnya
Bahwa tindakku berharga
UntukMu ya Rabb

Ya Allah Ya Rabb
Semoga kisah hidup hamba
Menggema dalam keabadian
Walau derita di dunia
Namun menjadi kisah
Yang paling indah
Di akhirat

Amin

Cimahi, 21 Agustus 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan Warganya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline