Lihat ke Halaman Asli

INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)

Cimahi, 1 Mei 1994. Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Apa Manfaat Menjadi Seorang Lacto-Vegetarian dan Berpuasa Setiap Hari (Kecuali Saat Sakit dan Hari Tasyrik)?

Diperbarui: 27 Oktober 2022   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kreasi Rian

Hai sahabat Pembaca!

Saya ingin berbagi gaya hidupku dalam mengekang diri hingga bisa berkarya sejauh ini di Kompasiana.

Semenjak pertemuan dengan Vaisnava yang telah membimbing saya pengetahuan Spiritual yang bersumber dari Veda, saya memutuskan menjadi seorang Lacto-Vegetarian seumur hidup saya. Pertemuan ini terjadi sekitar 2 tahun yang lalu.

Kemudian di Awal tahun 2022 sekitar bulan awal April. Saya memutuskan untuk berpuasa setiap hari (kecuali saat saat dan di hari-hari Tasyrik/dilarang berpuasa jika merujuk pada Kalender Islam) setelah menilai diri ini mampu karena sudah lama sekali berpuasa Daud (puasa berselang-seling sehari) sebelumnya.

Nah.

Apa sih tujuan diriku sampai seketat itu mengekang diri?

Tujuanku adalah:

  • Siap menghadapi kondisi krisis di masa mendatang, jika seandainya terjadi kekurangan pangan, maka tubuh saya sudah siap dengan kondisi demikian, karena terbiasa menahan lapar dan haus. (Ketahanan Tubuh)

  • Meraih Ridha Allah.

  • Mampu mengendalikan diri sendiri dari segala perbuatan maksiat dan dibenci Allah.

Apa saja Manfaat yang saya dapatkan?

  • Memurnikan pikiran, hati, dan tubuh dari energi negatif yang merusak.

  • Diet yang menyehatkan, sebagaimana selama ini menjalani pengekangan ini saya jarang merasakan sakit atau terserang penyakit.

  • Menjadi seorang vegetarian, maka tubuh lebih banyak memproduksi energi Positif (yang bersifat penuh kebaikan) karena tidak memakan makanan yang sebelumnya berasal dari tubuh hewani yang bernyawa.

  • Lebih peka secara spiritual (salah satunya: dapat mengukur derajat ilmu seseorang dalam suatu pertemuan secara tepat dan akurat).

  • Lebih berkesadaran untuk semakin mantap dalam beribadah kepada Tuhan, dan makin cinta dengan kedekatan dengan Tuhan.

  • Lebih Welas Asih kepada seluruh makhluk dan alam.

  • Mudah mendapatkan Ilham dari Allah S.W.T. untuk kemudian dituliskan menjadi tulisan di Kompasiana.

Apa saja pantangan dari mengekang diri tersebut?

  • Tidak makan daging-dagingan hewani sama sekali (termasuk ikan dan hewan laut lainnya).

  • Tidak memakan telur yang diolah menjadi masakan saat itu juga (Kecuali yang sudah diolah menjadi kue dan makanan kemasan).

  • Tidak berbuat neko-neko (Mabuk-mabukan, Main Judi yang memeras finansial, Membunuh, Mencuri, Main tidak senonoh dengan lawan jenis).

Apa yang paling banyak saya konsumsi saat mengekang diri?

  • Nasi.

  • Tahu, Tempe, dan olahan kacang kedelai lainnya.

  • Sayuran (terutama dari Kebun Ayahanda).

  • Susu.

  • Buah-buahan dan olahannya (Jus Buah dan Sop Buah).

  • Keripik Singkong (sebagai cemilan utama) dan Cipuk (Cireng kerupuk).

Apa saja kebiasaan saya paling dominan saat mengekang diri hingga saat ini dimasa Uzlah/mengasingkan diri dari hiruk pikuk kehidupan kota?

  • Menulis di Kompasiana.

  • Berdzikir dan mendengarkan Asmaul Husna.

  • Memelihara burung (Merpati Pos dan Jalak Putih) dengan memberikannya makanan, bermain sesekali dengannya.

  • Banyak berdiam diri di Rumah kedua orang tua.

  • Sesekali sharing dengan orang-orang yang membutuhkan ilmu Humaniora.

Demikian sharing gaya hidupku sampai saat ini.

Bagaimana denganmu?

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 27 Oktober 2022.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline