Lihat ke Halaman Asli

Nalar Keropos

Dianggap Introvert tapi sering merasa Ekstrovert

Sebuah Pencerahan yang Berawal dari Seekor Nyamuk

Diperbarui: 2 Juli 2020   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Suatu ketika, tepatnya pada malam hari saya begitu kesulitan untuk tidur. Saya gelisah, tidak tenang, dan bahkan marah-marah. Alih-alih habis bertengkar dengan pasangan layaknya sinetron-sinetron yang sering tayang di layar kaca televisi kita yang ujung-ujungnya baikan juga, merasa memiliki pasangan pun tidak pernah. Mblooo.... Mblooo. (Bercanda yak, Hehehehe).

Dan siapa sangka ternyata nyamuk adalah biang keroknya. Seekor nyamuk dengan sengaja (kagak ada akhlak) meributi lubang telinga saya setiap kali hendak ingin tidur.

Baru saja mata terpejam nyamuknya tiba-tiba datang lagi, padahal sebelumnya saya sudah mati-matian untuk mengusirnya. Masih untung saya tidak membunuhnya. Barangkali karena merasa masih kasihan kepadanya.

Tak puas dengan hanya mengganggu waktu tidur saya dengan menyanyi-nyanyi di mulut lubang telinga, nyamuk itu kemudian dengan ancang-ancang mencoba untuk menyerang yang tentu saja dengan tujuan menghisap sebanyak mungkin darah saya.

Karena sudah tidak tahan lagi dengan tingkahnya yang begitu menjengkelkan seakan mengajak untuk berperang, saya bangun dari tempat tidur. Dalam keadaan marah dengan penuh dendam lalu saya berucap "Nyamuk, kali ini saya tidak akan mengasihani mu lagi. Saya akan membunuhmu nyamuk sialan."

Tidak lama setelah kalimat penuh dendam itu keluar dari mulut saya, dengan seketika nyamuk itu mati di tangan saya. Puas? Tentu saja, bahkan sangat puas. Dan untung saja belum ada darah yang sempat berhasil dihisap olehnya.

Bukannya melanjutkan untuk tidur, saya justru tiba-tiba dibayang-bayangi oleh perasaan was-was. Kali ini bukan nyamuk lagi yang hendak ingin mengganggu tidur saya. Bahkan musuh kali ini lebih besar daripada sebelumnya. Sebagaimana sebuah ungkapan yang berbunyi "Musuh terbesar mu adalah dirimu sendiri."

Bayang-bayang akan perasaan bersalah atas apa yang telah saya lakukan, bertindak tanpa atas dasar pengetahuan. Mengapa saya begitu bejatnya membunuh seekor nyamuk. Nyamuk adalah juga makhluk ciptaan Tuhan yang juga berhak untuk hidup sebagaimana dengan makhluk-makhluk lainnya.

Nyamuk juga adalah makhluk yang tentu saja memiliki manfaat dalam penciptaannya, sebagaimana tidak ada satupun yang sia-sia diciptakan oleh-Nya. Lagipula apa yang saya ketahui tentang nyamuk selain hanya serangga yang bisanya menyebarkan penyakit. Jika demikian, semestinya saya tidak seenaknya membunuhnya dengan begitu saja. Yang harus saya lakukan adalah mencari dan bertanya manfaat apa yang dimilikinya.

Dan benar saja, saya memang tidak semestinya menyimpan dendam kepada sekawanan nyamuk. Saya telah bertindak semena-mena karena telah membunuh salah satu dari mereka. Saya seharusnya membiarkannya sesekali untuk menikmati darah segar yang mengalir dalam tubuh saya.

Berdasarkan pada hasil penelitian terakhir dari University Of Florida disebutkan bahwa rupanya nyamuk juga punya "skill" tersendiri saat melakukan penyedotan terhadap darah manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline