Lihat ke Halaman Asli

M Rhofikha Nur R

Mahasiswa Ilmu Komunilasi UIN Sunan Kalijaga/23107030108

Keramaian di Yogya Setelah Hari Raya Idul Fitri

Diperbarui: 17 April 2024   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi


Hari Lebaran telah berlalu, namun efeknya kepadatan di jalanan, khususnya di kota Yogyakarta. Jalanan yang biasanya ramai kini semakin padat dengan kendaraan. Mobil dengan plat nomor luar kota mendominasi pemandangan, meningkatkan kemacetan di beberapa ruas jalan. Fenomena ini bukanlah hal baru, namun setiap tahunnya terasa semakin menggelisahkan bagi para pengguna jalan.

Lebaran merupakan momen yang dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Setelah sebulan penuh menjalani ibadah puasa, saatnya merayakan kemenangan dengan berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Namun, kegembiraan ini seringkali diiringi dengan tantangan besar, terutama dalam hal mobilitas.

Salah satu efek samping dari perayaan Lebaran adalah meningkatnya jumlah kendaraan yang melintasi jalanan. Para pemudik dari berbagai kota dan daerah berbondong-bondong menuju kampung halaman untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Hal ini menyebabkan lonjakan lalu lintas yang signifikan, terutama di kota-kota besar seperti Yogyakarta.

Yogyakarta, sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia, selalu menjadi magnet bagi para pemudik. Wisata alam, budaya, dan kuliner yang khas menarik ribuan orang untuk mengunjungi kota ini setiap tahunnya. Namun, ketika Lebaran tiba, daya tarik tersebut berubah menjadi tantangan mobilitas yang besar.

Sudah menjadi pemandangan biasa melihat jalanan dipenuhi dengan mobil dengan plat nomor luar kota saat musim Lebaran. Kendaraan dari Jakarta, Surabaya, Bandung, dan kota-kota lainnya membanjiri jalan-jalan Yogyakarta, menciptakan kemacetan yang tak terelakkan. Meskipun telah dilakukan berbagai upaya untuk mengatur arus lalu lintas, namun tetap saja sulit untuk menghindari kemacetan total.

Kemacetan bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi oleh para pengguna jalan di hari kelima Lebaran. Tingginya volume kendaraan juga berdampak pada keselamatan dan kenyamanan berkendara. Risiko kecelakaan meningkat karena banyaknya kendaraan yang bergerak lambat dan tingkat kepatuhan terhadap aturan lalu lintas yang menurun.

Selain itu, kemacetan juga berdampak pada polusi udara dan kebisingan yang semakin meningkat. Gas buang kendaraan bermotor dan suara klakson yang terus-menerus mengganggu lingkungan sekitar. Hal ini tidak hanya berpengaruh pada kesehatan masyarakat, tetapi juga merusak keindahan dan kenyamanan kota.

Foto Pribadi


Pemerintah setempat telah berupaya untuk mengatasi masalah kemacetan saat Lebaran melalui berbagai langkah. Peningkatan pengaturan lalu lintas, penggunaan jalur khusus untuk pemudik, dan penambahan armada transportasi umum adalah beberapa contoh upaya yang dilakukan. Namun, tantangan yang dihadapi tetap besar mengingat volume kendaraan yang terus meningkat setiap tahunnya.

Selain kemacetan, dominasi mobil dengan plat nomor luar kota juga menimbulkan berbagai pertanyaan dan perdebatan. Beberapa pihak mengkritik kebijakan pemerintah yang memperbolehkan mobil-mobil dari luar kota untuk masuk ke pusat kota selama musim Lebaran. Mereka berpendapat bahwa hal ini tidak hanya menyebabkan kemacetan, tetapi juga merugikan para pengusaha lokal yang merasa kalah bersaing dengan pemudik yang membawa barang dagangan dari kota asal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline