Lihat ke Halaman Asli

Kota Palembang, Copet dan Asian Games

Diperbarui: 27 Agustus 2017   17:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PALEMBANG, ibu kota provinsi Sumatera Selatan ini dulu dikenal sebagai kota yang tidak aman karena banyak copet dan banyak tindak criminal. Tidak hanya itu, Palembang tempo dulu juga dikenal tidak nyaman karena kotor. Belakangan anggapan tersebut mulai menipis sehingga orang semakin berani untuk melancong sendirian maupun berkelompok. Namun demikian bukan berarti Palembang benar-benar bersih dan tanpa copet.

Persoalan copet inilah yang masih menjadi ketakutan banyak pihak termasuk aparat keamanan dan panitia daerah Asian Games 2018. Untuk itulah, mereka tengah memutar otak untuk meminimalisir kejahatan konvensional itu. Panitia daerah akan memanfaatkan relawan dan pendamping tamu (Liaison Officer) untuk terlibat dalam mencegah aksi copet di saat pesta olahraga Negara di Asia itu berlangsung.

Saat ini panitia daerah Asian Games sedang mencari 5000 relawan yang akan mengisi berbagai pos penting diperhelatan olahraga 45 negara di Asia itu. Nantinya mereka yang berasal dari mahasiswa, profesional dan personil TNI maupun Polri itu menjadi penghubung diantara peserta dan panitia. Selain itu relawan yang bertugas sebagai Liaison Officer ini juga menjadi penjaga para atlet dari aksi copet dan pelecehan.

"Salah satu tugasnya LO harus mengingatkan para atlet dan official agar mereka tidak menjadi korban copet," kata Nirmala Dewi, Ketua Bidang Promosi Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC) Sumatera Selatan. Ia menambahkan tugas utama pengamanan tetap berada dipihak Polisi. Relawan sejumlah 5000 tersebut sudah termasuk Liaison Officer para tamu VVIP dan VIP yang berjumlah 500 orang.

Sementara itu Darmansa, Humas KONI Sumsel menjelaska kehadiran LO untuk mengurus sekitar 15.000 orang atlet dan ofisial dari 45 negara yang akan mengunjungi Palembang pada 18 Agustus-2 September 2018. Mereka akan ditempatkan sebagai penterjemah, hospitality, akomodasi, media dan public relations, transportasi, teknologi informasi. "Sekarang masih berlangsung rekruitmennya," katanya.

Ia menambahkan INASGOC akan membuka pendaftaran melalui website resmi pada pekan depan. Setelah proses seleksi rampung, para LO terpilih akan menjalani pelatihan kurang lebih enam bulan untuk mematangkan skill dan kemampuan. Khusus untuk LO VVIP dan LO VIP maka akan diberikan pelajaran tambahan yakni bagaimana bertingkah laku melayani para pejabat negara. (pharliza@gmail.com)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline