Lihat ke Halaman Asli

Astronomi Berbasis Al Quran

Diperbarui: 12 Maret 2019   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

moeslema.com

Seperti yang kita ketahui, Al-Qur'an banyak berbicara dengan sains. Al-Qur'an banyak membahas tentang fakta-fakta ilmiah disamping membahas tentang tuntunan syariat, akidah, akhlak, peringatan, dan kisah orang-orang terdahulu. Beberapa ayat Al-Qur'an mengajak pembacanya untuk menggunakan logika dan ilmu pengetahuan. 

Mulai dari astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika, kebumian, geografi, geologi, dll. Al-Qur'an adalah referensi utama ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk menggali ilmu dan mengembangkan teknologi yang belum ditemukan pada masa sekarang. Umat Islam seharusnya banyak mempelajari ilmu pengetahuan yang dikemukakan Al-Qur'an jika ingin maju dalam segala bidang. Pada kesempatan kali ini saya ingin mengupas beberapa ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang astronomi.

Dua tahun yang lalu para astronom menemukan 7 planet batuan yang mengelilingi bintang TRAPPIST-1, yang berjarak 40 tahun cahaya dari Bumi. Sistem planet ini ditemukan dengan mengamati kedipan cahaya bintang saat planet melintasinya. Pengamatan dilakukan dengan teleskop Spitzer milik NASA dan teleskop TRAPPIST di Observatorium La Silla, Chile. 

Hasil penelitian ini diterbitkan di jurnal Nature pada tanggal 22 Februari 2017. 7 eksoplanet ini berukuran seperti Bumi dengan 3 diantaranya merupakan zona layak huni. Penemuan ini bisa menjadi bagian "teka-teki" dalam menemukan lingkungan layak huni yang telah disebutkan dalam Al-Qur'an.

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah kuasa (pula) menciptakan yang serupa dengan mereka, dan telah menetapkan waktu yang tertentu bagi mereka yang tidak ada keraguan padanya? Maka orang-orang zalim itu tidak menghendaki kecuali kekafiran". (Q.S. Al-Isra'/17:99)

"Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.". (Q.S. Yasin/36:81)

Allah secara halus telah mengajak manusia memperhatikan, menelaah, mempelajari, dan memahami semua yang diciptakan-Nya. Terlebih-lebih langit.

"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?" (Q.S. Al-Mulk/67:3)

Secara halus dalam ayat ketiga surah Al-Mulk, Allah mengajak manusia untuk memperhatikan langit. Dia menegaskan bahwa tidak ada yang tidak seimbang pada ciptaan-Nya. Kemudian dia menantang manusia berkali-kali untuk sekali saja membuktikan adanya kecacatan dalam cipataan-Nya. Kemudian sekali lagi dia menegaskan, tak ada yang cacat dalam ciptaan-Nya. Dalam tantangan itu, secara halus Allah mengajak manusia untuk mempelajari langit karena ada sesuatu yang luar biasa dibalik penciptan langit.

"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (Q.S. Al-Mu'min/40:57)

Langit diciptakan dari sebuah singularitas, yaitu sesuatu yang padu yang muncul dari suatu ketiadaan. Alam semesta berawal dari sesuatu yang sangat padat dengan suhu yang sangat tinggi yang kemudian meledak dan berkembang yang disebut dengan peristiwa Big Bang. Menurut teori Big Bang, alam semesta bergerak dengan cepat pada beberapa mikrodetik pertama. Selain itu, tidak adanya konsep luar alam semesta yang masih menjadi misteri berimplikasi massa atau energi kekal di alam semesta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline