Lihat ke Halaman Asli

Reynal Prasetya

TERVERIFIKASI

Broadcaster yang hobi menulis.

Mencoba Menilai Bahar Bin Smith dari Sisi yang Berbeda

Diperbarui: 5 Januari 2022   16:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Habib Bahar Bin Smith (Sumber: tribunnews.com)

Awalnya saya ingin memberi judul tulisan ini dengan tajuk, "Jangan Pandang Habib Bahar Sebelah Mata" sempat terbersit juga ingin memberi judul, "Mengagumi Sekaligus Menyayangkan Sikap Habib Bahar" hingga saya coba mengeksplorasi narasi yang lebih sensasional seperti, "Ulama Keras Vs Lembut, Mana yang Benar?" Yang pada akhirnya tidak ada satupun dari ketiga judul tersebut yang saya pilih.

Mengapa demikian? Karena saya tidak ingin terjebak tendensi mau pun mencoba berada disisi paling ekstrim ketika mengagumi seseorang. 

Melalui tulisan ini saya hanya mencoba untuk menyampaikan kegelisahan sekaligus unek-unek yang tersimpan dalam benak untuk menanggapi kejadian baru-baru ini terkait dengan kasus hukum yang lagi-lagi menimpa Habib Bahar Bin Smith (HBS).

Seperti yang kita tahu, baru saja setelah beberapa bulan bebas dari penjara, kini HBS kembali terkena kasus hukum dan beliau harus kembali ditahan di Mapolda Jawa Barat. Sejak senin malam, 3 Januari 2022 usai ditetapkan sebagai tersangka.

Saya tak ingin terlalu jauh menyoroti kasus hukum yang sedang menimpanya. Saya juga tak ingin membahas kronologi maupun pro kontra mengenai penahanan beliau.

Sungguh saya adalah orang yang kurang mengerti soal hukum dan tidak cermat juga dalam menilai gejolak politik. Saya tidak sedang berusaha menjadi pakar hukum atau pun pengamat politik dalam tulisan ini.

Yang saya khawatirkan adalah keliru ketika menginterpretasikan apa yang terjadi. Keliru dalam berargumen mengenai hukum dan politik, sehingga lebih baik saya menyempitkan topik tulisan ini hanya diseputar pengamatan dan penilaian subjektif saya terhadap sosok HBS.

Tapi meski pun penilaian ini subjektif, saya ingin memposisikan diri di tengah. Saya bukan penyambung lidah penguasa mau pun fans fanatik dari HBS itu sendiri. Saya hanya rakyat biasa, orang awam yang tiba-tiba terluka hatinya ketika ada sosok ulama yang dihinakan, dihujat, bahkan dicaci maki secara sadis.

Entah, meski dimata orang banyak pada umumnya HBS dipandang sebagai ulama yang keras, kasar, arogan, bahkan di cap sebagai "radikal", saya justru melihat ada sisi lain dari HBS yang banyak orang tidak sadari bahkan luput dari penglihatan.

Tetiba orang menjadi benci bahkan meghujat dan menghina kepada beliau menurut saya disebabkan karena dua hal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline