Lihat ke Halaman Asli

Resyla Cheril

Mahasiswa

Sekolah Daring Membuat Semangat Belajar Anak Menurun

Diperbarui: 27 September 2021   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak perubahan diberbagai bidang. Salah satu pengaruh paling besar terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia. 

Siswa siswi yang tadinya belajar dengan tatap muka secara langsung kini harus mengganti model pembelajaran secara daring. Tidak hanya guru yang perlu melakukan perubahan model pembelajaran ini, tetapi pelajar juga dituntut untuk bisa menggunakan internet sebagai media pembelajaran.

Perlu penyesuaian pada proses belajar mengajar secara daring. Sebagai guru harus menyiapkan berbagai materi dengan cara yang inovatif dan baru, mereka mau tidak mau harus mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang serba digital. 

Belajar dari ulang mengenai platform media pembelajaran dan materi atau ilmu yang selalu baru sebelum memberikan pelajaran secara daring.

Orang tua memiliki peran lebih penting dalam proses edukasi anak karena harus mengawasi anak-anaknya yang sedang belajar di rumah, memastikan anaknya benar-benar belajar. 

Bahkan beberapa orang tua ikut belajar kembali pelajaran anaknya agar bisa membimbing apabila sang anak tidak memahami materi yang disampaikan oleh gurunya saat kelas daring.

Dalam proses berjalannya pendidikan secara daring juga ditemukan banyak sekali tantangan dan kesulitan baru, seperti kuota dan jaringan internet yang tidak mendukung proses belajar mengajar, kesulitan memahami materi yang disampaikan guru, hingga akhirnya membuat minat dan semangat belajar pelajar semakin menurun karena membuka platform media non-pelajaran dan asik dengan dunianya sendiri.

Dalam hal kuota belajar pemerintah sudah memberikan bantuan subsidi berupa kuota Kemendikbud yang datang setiap bulannya. Namun, kuota kemendikbud ini sendiri terkadang sampai terlambat pada murid bahkan beberapa pelajar tidak mendapat kuota kemendikbud atau penggunaannya tiba-tiba dihentikan. Hal ini menjadi masalah karena tidak semua murid memiliki kuota yang cukup untuk belajar daring.

Beberapa pelajaran di sekolah sulit dipelajari di rumah malah menyulitkan anak dalam memahami materi. Pelajaran olahraga misalnya, pelajar yang memiliki kesulitan dalam keuangan harus membeli peralatan olahraga untuk direkam dan dikirim kepada gurunya sebagai penilaian.

Beberapa sekolah bahkan memberikan tugas pada muridnya membuat kerajinan atau memasak dimana prosesnya harus direkam dan dikirim pada guru. Kebanyakan murid juga sulit untuk belajar matematika karena penuh dengan soal yang melibatkan hitung hitungan.

Fenomena yang sering terjadi saat ini adalah ketika guru menjelaskan pelajaran di zoom atau google meet, pelajar lebih banyak yang menutup akses kamera mereka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline