Lihat ke Halaman Asli

Pengalaman Mudik Naik Kereta Ekonomi AC

Diperbarui: 3 Agustus 2016   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Lebaran tahun ini adalah giliran kami bertiga berlebaran di Bandung.  Karena kekhawatiran adanya macet, sejak sekitar tiga minggu sebelumnya kami sudah memutuskan akan memanfaatkan kereta sebagai moda transportasi dalam perjalanan ke Bandung.

Saya adalah penyuka perjalanan menggunakan kereta sejak dulu.  Segala macam jenjang kelas pernah saya coba dulu.  Kami sudah mendapat informasi bahwa pengelolaan kereta sekarang sudah jauh lebih baik dan tertib.  Tiket hanya dijual sesuai jumlah tempat duduk yang tersedia, sehingga jauh lebih manusiawi.  Karena kami juga mendapat informasi bahwa jika naik kereta akan dikenakan tarif terjauh, kami memutuskan naik kereta ekonomi untuk perjalanan kali ini.

 Begitu mengambil keputusan menggunakan kereta, suami langsung memesan tiket.  Sengaja kami membeli tiket di stasiun, selain karena stasiun merupakan tempat pembelian tiket yang terdekat dari rumah juga kami berharap bisa mendapat informasi secara tatap muka jika ada yang ingin kami ketahui.  Sebenarnya informasi dan reservasi bisa diakses melalui situs khusus pembelian tiket resmi PT. KAtapi informasi ini baru kami dapat setelah membeli.  Untuk berangkat kami mendapat jadwal kereta reguler yang berangkat siang hari sedangkan untuk pulang mendapatkan jadwal kereta tambahan yang berangkat malam hari.  Dan inilah pengalaman perjalanan kami.

Ternyata naik kereta sekarang tahapan prosedurnya lebih banyak tapi jauh lebih nyaman.  Sangat costumer oriented.

Kami berangkat ke stasiun sekitar sejam sebelum jadwal  keberangkatan yang tercantum di tiket.  Jarak dari rumah ke stasiun kurang dari lima ratus meter.

Begitu sampai di stasiun, kami harus mencetak boarding pass berdasar tiket yang telah kami peroleh sebelumnya di mesin pencetak mandiri dengan cara men-scan barcode yang terdapat di tiket yang kami beli secara konvensional sebelumnya.  Kemudian melewati pemeriksaan untuk mencocokan data yang ada di tiket yang tercetak dengan kartu identitas kami (putri saya menggunakan kartu keluarga).  Kemudian kami masuk ke dalam stasiun, duduk menunggu kereta tiba.

Alhamdulillah kereta datang tepat pada waktunya.  Kami pun naik ke dalam kereta.  Saat ini petugas di stasiun cukup cekatan sehingga begitu kereta tiba langsung disiapkan tangga untuk masuk ke dalam kereta.

Suasana di dalam kereta

Meski masa mudik lebaran, benar saja tiket hanya dijual sesuai jumlah tempat duduk sehingga di dalam kereta tak ada satupun penumpang yang berdiri.  Suasana dalam kereta seperti nampak dalam foto yang saya ambil.  Dan meski kelas ekonomi, kereta dilengkapi dengan air conditioner.  Yang paling mengesankan adalah kereta benar - benar bebas pedagang asongan.  Luar biasa, saya dengar perubahan ini dimulai saat Ignasius Jonan menjadi Direktur Utama PT KAI.  Salut saya.

 Mengenai kehadiran pedagang asongan sebenarnya jika tidak memaksa atau mengganggu mungkin penumpang tidak keberatan.  Tapi pengalaman saya dulu sebelum ada perubahan ini, para Bapak dan Ibu pedagang asongan ini banyak yang suka mengganggu dan memaksa penumpang (meski ada juga yang santun).  Saya kerap dibangunkan dari tidur dengan suara keras dan dicolek - colek dengan botol minuman.  Dan jika saya menggeleng mengatakan tidak dengan senyum sekalipun akan terdengar gerutuan yang sangat tidak mengenakan.

 Masih mending jika mereka benar - benar menjual sesuatu (berdagang), dalam satu rangkaian kereta kerap terdapat banyak pengemis dengan beragam gaya, mereka kadang mengumpat jika kita tidak menyiapkan recehan untuk mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline