Lihat ke Halaman Asli

Anjar Anastasia

...karena menulis adalah berbagi hidup...

Cerpen | Laki-laki Damai

Diperbarui: 12 Juli 2019   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://t3.ftcdn.net/jpg/

Aku memandang perempuanku terkasih ini.

Ia begitu indah bahkan dengan tanpa ulasan kosmetika selain bedak bayi seperti yang pernah ia utarakan selama ini.

"Kulit pipiku sensitif. Jadi tidak bisa sembarangan memakai bedak."

"Memangnya kalau bedak bayi bisa mengatasi masalah itu?"

"Setidaknya tidak ada bahan-bahan kimia yang membuat menambah parah kesensitifan kulitku itu."

Kepalaku mengangguk-angguk.

Sejujurnya aku tak pernah tahu apakah ada hubungannya antara bedak bayi dengan segala bedak bermerek yang pernah kudapati di ruang rias Mbak Gina, kakakku saat ia beranjak remaja dulu.

"Kamu nggak suka kalau aku hanya berbedak begini?" tanyanya pelan.

Kepalaku menggeleng. Kubelai pipinya yang lembut. Tanpa ada sisa minyak di tangan yang membelai pipinya tadi.

"Tidak. Aku tidak mengatakan demikian," bantahku pelan sambil tetap mengulas pipinya yang kini sedikit bersemu merah. Tanganku bergerak lembut laksana mengoleskan pewarna dalam sebuah lukisan yang sedang kugarap. Aku tak ingin, olesan tadi membuat luka atau merusak lukisan bahkan media lukisnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline