Lihat ke Halaman Asli

Rendy Artha Luvian

TERVERIFIKASI

Staf Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, anggota FLP (Forum Lingkar Pena)

Tradisi Keliru, Sholat Tarawih Mengalahkan Sholat Wajib

Diperbarui: 12 April 2023   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sholat Wajib harusnya lebih utama ketimbang Sholat Tarawih yang jamaahnya lebih banyak saat Ramadhan. Tradisi yang keliru. Sumber gambar: freepik.com

            

Sepanjang tahun Ramadhan dan tradisi yang selalu hadir terutama di masyarakat Indonesia memberikan warna tersendiri. Namun demikian tak setiap hal yang terlihat baik itu benar adanya. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian dan secara kritis perlu diperbaiki adalah tradisi sholat tarawih yang hampir selalu membuat masjid penuh.

 Bukan masalah penuhnya masjid akibat jamaah yang membludak, yang tentunya itu dapat dianggap sebagai hal yang baik. Namun jumlah yang sedemikian banyak itu tidak sebanding ketika pelaksanaan sholat wajib, baik sholat Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, bahkan di Isya’nya sekalipun. Tak sedikit yang menyaksikan orang-orang datang berbondong-bondong ke masjid saat malam hari hanya untuk melaksanakan sholat tarawih berjamaah saja. Isya’nya? Semoga tak lupa untuk dilaksanakan pula, meskipun sayangnya hanya di rumah saja.

Pandemi yang sempat datang mengganggu keberkahan sholat berjamaah selama tiga tahun lalu tak akan mengubah tradisi ini, apalagi setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah tak lagi diberlakukan. Sekarang dapat kita saksikan lagi masjid-masjid kembali penuh saat waktu sholat tarawih tiba. Meskipun, masker masih senantiasa nampak dipakai oleh jamaahnya.

Keutamaan sholat wajib merupakan satu dari lima hal penting yang menjadi landasan Islam. Tanpanya seseorang dapat dikatakan telah kafir karena menolak untuk sholat dengan sengaja.

Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Pembatas bagi antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan sholat” (HR. Muslim no. 82).

Dari Abdullah bin Buraidah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya perjanjian antara kita dan mereka (kaum musyrikin) adalah sholat. Barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir” (HR. At Tirmidzi no. 2621, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Sholat wajib ini meliputi 5 waktu sholat yang sudah ditentukan.

Diriwayatkan oleh Thalhah bin Ubaidillah, dia berkata: Seseorang mendatangi Rasulullah SAW, dia bertanya tentang Islam. Lalu, Rasulullah SAW bersabda, 'salat 5 waktu sehari semalam.' Pria itu bertanya, 'Apakah saya diwajibkan salat selain itu? Nabi menjawab, 'Tidak, kecuali sekadar sunnah.' (HR Bukhari dan Muslim).

Nah, Islam itu pelaksanaannya dibangun atas 5 hal yang menjadi rukun. Pertama membaca syahadat, hadirkan hati kita dalam mengucapkannya dan tunduk dan patuhlah dalam bersyahadat. Kedua mengerjakan sholat, ketiga membayar zakat, keempat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, kelima melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu.

Sekarang, logikanya Pancasila tanpa sila pertama apakah masih bisa disebut Pancasila?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline