Lihat ke Halaman Asli

rella sha

Domestic Goddess

Masa Kecil Kurang Bahagia, Beneran Ada?

Diperbarui: 16 November 2023   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasi berkat. Pixabay.

Seberapa sering kita mendengar kalimat masa kecil kurang bahagia? 

Istilah ini umumnya merujuk pada perilaku orang dewasa yang melakukan hal-hal yang lazimnya dilakukan pada waktu kecil. Katakanlah, seseorang menyukai tontonan kartun atau anime, kemudian mengoleksi action figure. Masyarakat pada umumnya akan mencap dia sebagai orang yang 'masa kecilnya kurang bahagia'. 

Saya sendiri sampai saat ini masih suka menunggu 'nasi berkat' yang dibawa dari rapat atau tasyakuran. Sampai kadang enggan membaginya dengan anak-anak. Lebih baik saya masak lagi khusus buat anak-anak ketimbang nasi berkat saya dipreteli satu-satu. 

Sebegitunya saya menggemari nasi berkat, membuat hati saya hangat tiap kali memakannya. Mengingatkan kenangan masa kecil yang selalu dibawakan nasi berkat setiap kali orang tua pulang dari hajatan tetangga atau rapat di kantor. 

Kata-kata 'masa kecil kurang bahagia' memang memiliki konotasi yang cenderung negatif. Kata-kata tersebut menganggap bahwa orang dewasa yang seperti itu punya 'dendam' masa kecil yang tidak mampu atau tidak kesampaian punya sesuatu sehingga setelah dewasa ia membayar keterbatasannya dahulu.

Sebenarnya nggak ada yang salah juga kalau seperti itu, bukan?  

Kalimat yang seolah-olah remeh ini memang sering kali dilontarkan saat guyon. Sayangnya, semua orang bisa saja menjadi objek tujuan kalimat tersebut dari mulut seseorang. Doktrin ini sudah sedemikian hebatnya merasuk dalam pikiran kita bahwa orang dewasa yang mencoba memelihara kenangan masa kanak-kanaknya adalah orang yang punya masa kecil suram dan tidak bahagia. 

Padahal kenangan masa kecil kita berbeda satu sama lain. 

Bisa saja dulu seseorang memang punya keterbatasan untuk memiliki sesuatu, sehingga pada saat dewasa ia mampu mewujudkan mimpinya yang tertunda sekian lama. 

Namun bisa saja terjadi seperti yang saya alami dengan nasi berkat. Karena seseorang memiliki kenangan manis waktu kecil main kincir bersama orang kesayangan, maka sampai dewasa ia senang mengoleksi bentuk kincir angin dan memainkannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline