Lihat ke Halaman Asli

Life Crisis at My Age

Diperbarui: 20 November 2015   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama tidak menulis di blog kesayangan ini, sudah lama juga tidak menyelesaikan buku-buku yang seharusnya saya baca. Mungkin beberapa bulan terakhir saya sibuk dengan diri saya, sibuk menganalisa setiap keputusan yang saya ambil.

Topik yang akan saya bahas terkait dengan apa yang terjadi dengan orang-orang seumuran saya. Banyak orang menyebutnya quarter life crisis atau jika saya terjemahkan dengan bahasa saya menjadi  “ Gejala dewasa muda”

Di rentan umur 25 - 30 tahun secara psikologis manusia akan mengalami krisis. Bukan hanya orang biasa bahkan artis terkenal pun mengalaminya, akan ada keputusan-keputusan penting yang di ambil setiap insan pada rentan usia ini. Keputusan-keputusan yang akan mengubah manusia tersebut.

Kita ambil saja contoh, Soe Hok Gie meninggal di usia 26 tahun, Kurt Cobain bunuh diri di usia 27 tahun, begitu pula dengan Amy Wine house. Sukarno mendirikan partai pertamanya di usia 27 tahun, JK. Rowling pertama kali menulis novel Harry Potter di usia 25 tahun, dan banyak contoh lainnya.

Bagi saya rentan usia ini adalah rentan usia dimana kita semakin jelas melihat mana yang baik dan yang buruk. Usia dimana kita bisa memandang dan menyikapi masalah dengan lebih bijaksana. 

Mari kita merujuk pada salah  teori psikososial milik Erik Erikson,

Intimacy versus Isolation (masa dewasa muda, 20-30 tahun).

Dalam tahap ini, orang dewasa muda mempelajari cara berinteraksi dengan orang lain secara lebih mendalam. Ketidakmampuan untuk membentuk ikatan sosial yang kuat akan menciptakan rasa kesepian. Bila individu berhasil mengatasi krisis ini, maka keterampilan ego yang diperoleh adalah cinta. 

Menurut Erikson, masa inilah dimana kita mencari cinta dan keberadaannya. Kita mungkin telah mengenal cinta pada usia remaja, namun usia 20-30 tahun adalah sebuah usia dimana kita menginginkan sebuah keintiman.

Rentan usia ini membuat kita mengenal penghianatan, orang-orang yang bisa kita percaya, memilih dan selektif ketika berteman atau bercerita, praduga dan ketidakpercayaann penuh terhadap seseorang. Apa yang kita butuhkan disini adalah sebuah hubungan intim jangka panjang, baik percintaan atau pertemanan. Saya sering mendengar celoteh teman-teman sebaya saya 

“Yah di usia kita-kita ini semakin sedikit teman kita ya, semakin kita tau juga pertemanan yang bisa jangka panjang atau pertemanan sementara”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline