Lihat ke Halaman Asli

Apakah Indonesia Bisa Bubar?

Diperbarui: 3 April 2018   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IlustrSI: 123countries.com

Bubarnya Indonesia bisa ya bisa tidak tergantung bagaimana bangsa dan Negara ini mempertahankan kedaulatan dan kekayaan Negara ini. Sebab di dunia ini tidak ada yang pasti. Siapa bisa menyangka jika Negara sebesar Uni Soviet bubar. Negara besar dan merupakan saingan berat blok barat yang di motori oleh Amerika Serikat.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang belajar dari sejarah. Jangan sampai kisah Negara-negara yang bubar dan hancur kita tidak mengambil pelajaran darinya.

Uni Soviet.

Negara yang berasaskan sosialisme ini bangkrut dan bubar di media 1991. Kekuasaan absolute hingga Totalitarinism membuat Negara ini macam dictator. Semua penduduk harus taat dan patuh pada apapun titah dari Negara. Hal ini menyebabkan sector swasta tidak berkembang. Karena Negara yang mengatur semua kegiatan perekonomian akibatnya sector produksi berkembang lambat. Sektor produksi lambat otomatis ekonomi melambat hingga mengancam kedaulatan Negara.

Sebenarnya ada banyak versi sebab keruntuhan Uni Soviet. Pemimpin saat itu Mikail Gorbachev malah mengatakan bahwa Negara uni soviet hancur karena permainan Boris Yeltsin dan pengkhianatan nya kepada bangsa dan Negara. Ia menuduh Boris bekerja sama dengan USA untuk merontokkan negaranya.

 Kekaisaran Turki Ottoman

Kerajaan lain yang bubar walau bertahan berabad-abad adalah kerajaan Turki Utsmani. Negara dan kerajaan ini berdiri kokoh selama 625 tahun. Dan harus berakhir pada 3 maret 1924. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian Asia, Afrika, dan Eropa. 

Puncak kejayaan Utsmani berlangsung pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566). Setelah itu, Utsmani semakin lemah karena pemberontakan internal dan kalah perang melawan bangsa Eropa. Kerajaan Utsmani akhirnya diganti dengan Republik Turki.

Kerajaan Ottoman mulai terancam bubar  setelah wafatnya Sulaiman al-Qanuni. Sultan-sultan yang menggantikannya umumnya lemah dan tidak berwibawa. Penyebab lainnya adalah kehidupan mewah dan berlebih-lebihan di kalangan pembesar istana, sehingga banyak terjadi penyimpangan dalam keuangan negara.  Tentu saja akibatnya bisa ditebak kekacauan Negara merebak dan penduduk tidak puas atas kondisi pemerintahan.

Di akhir pemerintahan Turki Ottoman malah melibatkan diri dalam perang dunia I. Otomatis ketidaksiapan pasukan dan pemberontakan separatis yang mulai bermunculan di daerah kekuasaan Turki membuat mereka semakin melemah. 

Hal ini di manfaatkan kaum nasionalis Turki untuk merebut kekuasaan dan Turki Ottoman pun terpecah-pecah dalam beberapa Negara kecil hingga sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline